Jangan Biarkan Balita Pegang Gawai

Bermain di luar rumah menjadi sarana mengasyikkan bagi keluarga agar tidak tergoda pada gawai (ilustrasi: PKS Kramat Jati)
Bermain di luar rumah menjadi sarana mengasyikkan bagi keluarga agar tidak tergoda pada gawai (ilustrasi: PKS Kramat Jati)

Semarang (21/11) - Seiring dengan kemajuan teknologi informasi di era masa kini mempengaruhi perkembangan hidup anak bangsa, tak terkecuali mereka yang masih dalam asuhan orang tua. Melihat hal tersebut Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah Zubaedah merasa bahwa kini saatnya orang tua untuk membatasi anak-anak untuk bermain gawai (gadget).

Tidak sedikit alasan yang digunakan oleh orang tua untuk membiarkan anak untuk bermain dengan gawai karena untuk tidak membikin gaduh atau rewel. Menurut Zubaedah pemikiran seperti itu hendaknya mulai untuk diubah oleh orang tua, sehingga tidak menjadikan gawai sebagai pelarian solusi atas apa yang diinginkan anak.

"Banyak ibu-ibu saat ini itu sok nggaya, anak masih balita dikasih gadget, katanya biar nggak ribut. Padahal, kita sendiri sebagai orangtua mungkin belum mahir dalam teknologi. Oleh karena itu marilah kita membatasi, biar nggak nyesel nantinya," terang ibu tujuh anak itu, Ahad (20/11/2016).

Banyaknya informasi yang bertebaran saat ini, kata Zubaedah, adalah sebuah pengingat untuk orangtua bahwa dalam dunia maya tidak hanya ada nilai positif tetapi juga banyak nilai negatif yang tidak diketahui oleh orang tua.

Zubaidah menegaskan bahwa saat ini pengawasan terhadap aktivitas anak yang paling efektif adalah melalui keluarga. Sehingga orangtua dituntut untuk terus belajar mengenai teknologi, ilmu pengetahuan serta agama. Karena menurut data yang diambil oleh Kementerian Informasi dan Unicef tahun 2014 menunjukkan bahwa 79,5% pengguna gawai di Indonesia adalah anak-anak dan remaja.

"Apa jadinya masa depan anak-anak kita kalau kitanya nggak pintar, kitanya gaptek nggak tahu agama. Kejahatan terhadap anak tidak hanya ada secara fisik saja, Kita harus sadar bahwa bahaya sedang mengancam anak kita secara mental melalui gadget," imbuh Zubaedah.

Selain itu, Zubaedah menambahkan bahwa solusi atas permasalahan yang terjadi pada anak dan masa depan bangsa Indonesia saat ini adalah bagaimana keluarga mampu untuk menjadi tempat yang menyenangkan untuk anggota-anggotanya.