Gelar PKS Berbagi Perlengkapan Sekolah, Netty: Ketimpangan Pendidikan Hambat Kesejahteraan Sosial

Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial Netty Prasetyani dan Wakil Ketua Majelis Syura Ahmad Heryawan dalam kegiatan PKS Berbagi Perlengkapan Sekolah di Sekolah Master, Depok, Kamis (7/07/2022). (Donny/PKSFoto)
Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial Netty Prasetyani dan Wakil Ketua Majelis Syura Ahmad Heryawan dalam kegiatan PKS Berbagi Perlengkapan Sekolah di Sekolah Master, Depok, Kamis (7/07/2022). (Donny/PKSFoto)

Jakarta - Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS Netty Prasetiyani berpendapat bahwa ketimpangan pendidikan yang terjadi di Indonesia akan berdampak serius terhadap  kualitas SDM bangsa di masa depan.

"Ketidaksetaraan infrastruktur pendidikan di desa dan kota, tidak meratanya kualitas tenaga pendidik, terbatasnya akses transportasi dan juga perbedaan dukungan teknologi pengajaran tentu menciptakan ketimpangan kualitas lulusan. Bagaimana kita dapat menciptakan SDM unggul dengan daya saing tinggi jika masih terjadi disparitas pendidikan?" kata Netty  saat menghadiri kegiatan 'Gerakan PKS Berbagi Perlengkapan Sekolah' pada Kamis (07/07/22), di Sekolah Master, Depok, Jawa Barat.

Sekolah Master (Masjid Terminal), Depok adalah sekolah alternatif gratis bagi anak-anak miskin, marjinal, pemulung, pengamen dan anak jalanan yang digagas oleh Nurrohim sejak tahun 2000. PKS memilih sekolah dengan akreditasi C ini  sebagai tempat launching 'Gerakan PKS Berbagi Perlengkapan sekolah'. Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ahmad Heryawan dan Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono.

"Sekolah Master adalah bentuk kepedulian anak bangsa terhadap persoalan ketimpangan akses pendidikan. Pemerintah harus memberikan dukungan pada masyarakat yang mau bersusah payah membantu tugas negara menyediakan layanan pendidikan guna mencerdaskan kehidupan bangsa," lanjutnya.

Untuk itu Netty meminta agar pemerintah melakukan pendataan, kunjungan dan pembinaan ke sekolah-sekolah yang kurang memenuhi standar layak pendidikan.

"Bagaimana kita bicara jauh soal 4G dan 5G, padahal masih banyak sekolah yang tidak tersambungi listrik, masih banyak sekolah dan anak didik yang kesulitan koneksi internet, masih banyak sekolah yang bocor serta  tidak memiliki toilet hingga siswa buang air menumpang di rumah warga atau guru menahan buang air hingga pulang ke rumah," paparnya.

Selain itu, Netty juga mengingatkan bahwa ketimpangan pendidikan menjadi pintu masuk  ketimpangan sosial yang berdampak pada  kualitas kesejahteraan bangsa.

"Wajarlah jika angka stunting kita sulit ditekan, data kemiskinan masih tinggi, pengangguran dan penyandang masalah sosial makin meningkat karena memang disparitas pendidikan dan sosial juga tinggi. Tanpa pemerataan  kualitas SDM sebagai out put pendidikan tentu kita makin terengah-engah mengejar pemerataan  kesejahteraan sosial," katanya.

Sebagai penutup, Netty mengajak  segenap elemen bangsa agar membangun kepedulian terhadap pendidikan.

"PKS dengan Gerakan berbagi perlengkapan sekolah ini hanyalah riak kecil dalam lautan persoalan ketimpangan pendidikan. Jika Indonesia ingin hadirkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat, maka kita harus bergerak bersama, bersinergi dan berkolaborasi melalui  beragam aktivitas dalam peran masing-masing," ujarnya.