FGD Masyarakat Industri Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan Hidup DPP PKS Masukan untuk AMIN
Masyarakat Industri terdiri dari para pimpinan perusahaan industry di wilayah Bekasi, Karawang dan Purwakarta, yang bergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Industri Indonesia (FORMID) melakukan FGD untuk memberikan masukan kepada kandidat Capres Cawapres yang maju dalam Pilpres 2024. FGD ini dikomandoi oleh Wakil Ketua Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Hidup Dr. Marsudi Budi Utomo dari DPP PKS. FORMID menelisik ketiga calon dan mendapatkan bahwa kandidat AMIN (Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar) yang terbaca lebih kental wawasannya dengan industri Indonesia.
FGD FORMID ini menitipkan pesan perubahan kebijakan industri kepada AMIN dengan key words “Industri Berkeadilan Yang Mendukung Industri Pangan, Transportasi dan Kesehatan”. Meskipun menitipkan pesan perubahan kebijakan industri, namun FORMID meminta AMIN untuk tetap berpijak kepada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional atau RIPIN 2015-2035 yang telah diundangkan dalam UU No. 3 tahun 2014 Tentang Perindustrian dan UU No. 14 tahun 2014 dan PPRI No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN 2013-2035.
Hasil penelisikan FORMID menemukan bahwa pencapain pembangunan industri nasional tahap 1 (2015-2019) dan tahan 2 (2019-2024) sudah terlewati dengan capaian keunggulan kompetitif dan eksistensi industri berwawasan lingkungan. Namun tahap 1 dan 2 ini masih menyisakan PR besar terkait penguasaan teknologi yang didukung oleh SDM nasional yang berkualitas.
Tantangan AMIN apabila menjadi penerus pemerintahan nanti adalah menuntaskan capaian pada Tahap 3 (2025-2035) dalam jangka waktu 10 tahun harus mampu menjadikan Indonesia sebagai Negara Industri Tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat dan berdaya saing tinggi di tingkat global, serta berbasis inovasi dan teknologi.
Untuk itu FORMID mengusulkan empat Langkah Strategis yang hendaknya diambil oleh AMIN. Yang pertama, hendaknya AMIN melanjutkan RIKIN dengan perubahan prioritas pada industri berkeadilan yang mendukung industri pangan (pertanian), transportasi dan kesehatan. Kedua, hendaknya AMIN membuat kebijakan dimana industri yang besar tidak dikecilkan dan industri kecil akan dibesarkan. Ketiga, hendaknya AMIN menumbuhkan prioritas kawasan industri (aglomerasi industri) secara merata di wilayah Indonesia. Keempat, hendaknya AMIN menguatkan diplomasi internasional di bidang industri untuk mengatrol ekspor industri nasional dan meningkatkan investasi internasional di bidang industri prioritas (pangan (pertanian), transportasi dan kesehatan).
Lebih lanjut, FORMID juga menyampaikan agar ke depan AMIN mengambil langkah penekanan Tahap 3 RIPIN (2025-2020) yaitu menjadikan Indonesia negeri Industri Tangguh dengan Industri Berkeadilan Yang Mendukung Industri Pangan, Transportasi dan Kesehatan. Sehingga harapan yang dibebankan kepada AMIN agar mampu mewujudkan 3 (tiga) Ketahanan yaitu ketahanan pangan, ketahanan transportasi dan ketahanan Kesehatan.
Indikator keberhasilan tiga ketahanan tersebut adalah sbb.
Ketahanan Pangan: Industri pangan (pertanian) difokuskan untuk menjadikan Indonesia Tahan Pangan di tengah krisis pangan global dengan indikasi naiknya produksi pangan nasional dan penurunan impor bahan pangan dalam lima tahun ke depan.
Ketahanan Transportasi: Industri transportasi yang didukung oleh industri infrastruktur transportasi dan industri alat transportasi yang berorientasi kepada ESG Industry
Ketahanan Kesehatan: Meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat yang didukung oleh infrastruktur Kesehatan yang effisien, dan melakukan penguatan industri nasional (industri kecil dan industri menengah) modern penghasil komponen alat kesehatan.
Sebagai kesimpulan FGD, FORMID mengajukan konsep kepada AMIN untuk Bangun Industri Nasional Berkeadilan yang mampu mewujudkan ketahanan nasional di bidang Pangan, Transportasi dan Kesehatan dalam lima tahun pembangunan. (Bekasi, 1 November 2023, MBU)