Dewan Soroti Buku Pembangunan Berkarakter Bagi Pelajar
JAKARTA (4/9) – Buku “Pembangunan Karakter” milik Yayasan Al-Kahfi yang digunakan dalam program pembangunan karakter pelajar oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta, mendapat sorotan dari Anggota DPRD DKI Jakarta. Salah satunya, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangi Pendidikan, Tubagus Arif.
Tubagus menilai seharusnya buku yang digunakan dalam membentuk karakter pelajar tersebut harus melalui kajian yang mendalam oleh lembaga formal seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Sudah semestinya buku tersebut dikaji terlebih dahulu oleh MUI, sehingga buku tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat,” ujar Tubagus saat mengundang Dinas Pendidikan dan Yayasan Al-Kahfi untuk dimintai penjelasan tentang buku tersebut, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (4/9).
Selain harus memiliki legalitas yang diberikan oleh MUI, Tubagus juga meminta agar buku tersebut juga mencantumkan sumber rujukan-rujukan yang digunakan dalam menyusun buku tersebut, “Karena ini menyangkut karakter anak bangsa, semua harus jelas dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari daerah pemilihan Jakarta Utara III.
Di sisi lainnya, Tubagus juga menyoroti agar ditambahkannya jam pelajaran agama di Sekolah. Pelajaran agama yang hanya dua jam dalam sepekan dinilai sangatlah kurang jika tujuan dari pendidikan adalah membentuk individu yang lebih berkarakter dan lebih bermoral.
“Tidak mungkin mencetak individu yang berkarakter dan bermoral jika porsi pengajaran pendidikan agama hanya dua jam dalam sepekan. Ini sudah seharusnya ditambah!” pungkas Tubagus.
Keterangan Foto: Komisi E DPRD DKI Jakarta mengundang Dinas Pendidikan dan Yayasan Al-Kahfi untuk dimintai keterangan terkait buku kontroversial tentang pembangunan karakter milik Yayasan Al-Kahfi yang digunakan dalam program pembangunan karakter pelajar oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Jum'at (4/9) di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih Jakarta Pusat.