Dewan Minta Pemprov Perhatikan Air Bersih dan Irigasi di Jateng

SEMARANG (11/12) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Hadi Santoso meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng untuk lebih memperhatikan permasalahan irigasi dan air bersih sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur. Menurut Aleg Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut, saat ini pembangunan di bidang infrastruktur yang dicanangkan Pemprov hanya terpaku pada pembangunan jalan dan jembatan.

Dikatakan Hadi, terdapat kenaikan anggaran pada perbaikan infrastruktur sebagai fokus utama pembangunan. Kenaikan itu dinilai cukup signifikan yakni tahun 2013 sebesar 680 M, pada 2014 sebesar 1,2 M, sedangkan di tahun 2015 sebesar 2,2 T. Tiga tahun berturut - turut ini, perhatian masih terfokus di Bina Marga untuk pembangunan jalan dan jembatan. Berdasarkan rapat kerja dengan Bina Marga diperkirakan perbaikan jalan sudah mendekati selesai.

"Lalu apakah ini berarti program infrastruktur sudah usai? Belum, masih ada pekerjaan rumah besar terkait dengan infrastruktur air bersih dan irigasi. Khusus air bersih tahun 2015 ini adalah tahun terakhir pencapaian target Millenium Development Goals ( MDGs), Jateng masih jauh dari target,” papar Hadi, Rabu (10/12).

Berdasarkan data yang ada, cakupan air bersih perkotaan baru mencapai kurang lebih 58%, sedangkan untuk cakupan air bersih pedesaan baru mencapai 34%.“Ditambah untuk mempercepat proses kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, pemerintah harus mulai memfokuskan pada pembenahan jaringan irigasi, kondisi waduk dan bendungan di Jateng,”ungkap pria asal Giriwoyo, Wonogiri itu.

Diketahui, saat ini perhatian terhadap kelancaran pengairan di sawah masih rendah. Anggaran untuk Dinas PSDA Jateng tahun 2015 dinilai masih rendah, direncanakan 230 M atau 9,2% dari anggaran infrastruktur yang mencapai 2,5 Trilyun. Padahal PSDA harus mengelola 8 waduk besar, 30 waduk kecil, 119 daerah irigasi propinsi, dan lebih dari 2000 daerah irigasi kabupaten/kota yang mengairi sawah sebanyak 990.652 Ha.

“Dalam masa reses ini saja, kami dibanjiri keluhan akan keringnya Waduk Kedung Kancil di Kecamatan Miri, Sragen, yang mengaliri tiga kecamatan, dan kondisinya sangat parah. Demikian pula untuk Waduk Gembong, Kambangan, Karangmalang, Botok, Ketro di Sragen, juga Waduk Ngancar dan Waduk Kepuh I Jatiroto Wonogiri,” jelas Hadi yang juga Aleg DPRD Provinsi dari Daerah Pemilihan IV ini.

Menurut Hadi, jika kondisi tersebut segera diperbaiki, sekaligus selaras dengan program pembangunan 50 waduk oleh presiden, maka kondisi sawah di Jateng akan bisa ditanami minimal dua kali bahkan tiga kali setahun.

Menghadapi permasalahan irigasi dan air bersih ini, Hadi meminta pemerintah harus memberikan perhatian khusus, yakni dengan mempersiapkan DED untuk pembangunan embung dan bendung yang potensinya masih ada lebih dari 20 lokasi. Selain itu, yang bisa dilakukan adalah membuat mekanisme percepatan perbaikan jaringan irigasi desa dan jaringan irigasi tani yang menjadi kewenangan kabupaten. “Air harus mengalir secara menerus, walaupun di tingkat propinsi baik, kalau kabupaten buruk ya tidak sampai sawah petani,” pungkasnya.

Keterangan Foto:

Hadi Santoso saat berbincang dengan warga Sragen seputar perkembangan pembangunan sarana air bersih dan irigasi di Jateng.

Sumber: Humas PKS Jawa Tengah