Banjir Bandang Masamba, Relawan PKS Fokus Bersihkan Lumpur dan Buka Dapur Umum

Masamba -- Relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luwu kembali melancarkan aksi sosialnya membantu korban bencana banjir bandang yang terjadi di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

"Kami dapat informasi dari tim lokal yang ada di sekitar lokasi bencana. kita ada grup dan di grup itulah disampaikan bahwa terjadi bencana di Masamba. Ada tim lokal dari malam Selasa sudah mulai bergerak membantu warga yang kesulitan," terang Mustari salah satu relawan PKS yang dihubungi lewat telepon, Kamis (16/07/2020).

Walaupun upacara pembukaan bantuan dari PKS yang turun ke lokasi baru saja diselenggarakan hari ini, Mustari mengungkapkan bahwa relawan sudah bergerak sejak awal banjir terjadi.

"Setelah kita upacara pembukaan tadi, sebenarnya sudah 2 hari teman-teman bekerja tapi secara resmi baru tadi kita buka di kantor DPD PKS Luwu Utara. Yang turun kurang lebih 30 orang. Setelah pembukaan langsung kita sebar ke beberapa titik," ucap Mustari.

Para relawan PKS memberikan bantuan pada warga terdampak seperti membersihkan rumah yang tertimbun lumpur, membuka dapur umum serta pembagian sembako dan logistik.

"Untuk membersihkan rumah menggunakan alat-alat ringan, sementara untuk yang menggunakan alat-alat berat kita pending dulu," jelasnya.

Dia menyampaikan bahwa banjir mulai terjadi sejak hari Senin akibat hujan deras, namun warga menganggap hal itu sudah biasa terjadi sehingga memberikan reaksi biasa saja terhadap hal tersebut.

"Ketika bada isya kelihatan air semakin besar dan sekitar jam 9 malam terjadilah banjir lumpur disertai angin kencang. lumpur dan pasir berasal dari atas gunung karena memang di hulu beberapa hari lalu hujan dan puncaknya pada Senin malam," ungkap Mustari.

Ketinggian lumpur dari setengah rumah hingga setinggi atap rumah. Bahkan terdapat satu desa paling terdampak, Desa Petambua. Pemukiman sudah ditinggalkan oleh warga akibat rumah-rumah tidak bisa lagi ditempati karena tertutup lumpur di bagian rumah dan wilayah sekitarnya.

"Sebagian besar rumah sudah tidak bisa dipakai lagi karena memang rencana sudah relokasi. Kalau relawan yang membantu sampai hari ini sudah cukup banyak. Dari TNI dan Polri juga sudah mulai turun dengan segala macam perlengkapannya yang cukup bagus," tutur Mustari.