Sohibul Iman: Sumpah Pemuda itu tidak Takut Perbedaan dengan Mengupayakan Persatuan

Wakil Ketua Majelis Syura PKS M Sohibul Iman (PKSFoto)
Wakil Ketua Majelis Syura PKS M Sohibul Iman (PKSFoto)

JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Syura PKS Sohibul Iman menekankan semangat untuk bersatu di atas perbedaan-perbedaan yang kita miliki saat berbicara dalam Dialog Akademik Lintas Generasi "Memberi Makna Baru Sumpah Pemuda" yang digelar secara daring, Jumat (30/10/2020) malam.

Sohibul Iman menyebutkan, para pendahulu bangsa sebelum sumpah pemuda memiliki perjuangan baru mewujudkan kemerdekaan secara lebih matang dengan membentuk organisasi-organisasi.

Sohibul mengatakan, organisasi-organisasi yang dibentuk sejak 1905 justru menunjukkan tingkat kesadaran yang lebih kecil dengan mengusung nilai-nilai kedaerahan, kesukuan bahkan agama.

Meski dimulai dari organisasi yang justru menunjukkan perbedaan yang dimiliki Indonesia, para pendahulu memiliki kesadaran yang luar biasa untuk bersatu di tengah-tengah perbedaan.

"Sumpah Pemuda ini esensinya cerminan dari kesadaran tertinggi para pendahulu kita. Mereka bersama secara kolektif memiliki kesadaran yang luar biasa untuk bersatu di tengah-tengah perbedaan yang ada saat itu," papar Sohibul Iman.

Ia lantas merefleksikan situasi sejarah tersebut dengan keadaan bangsa hari ini. Ia yakin, sekalipun mengawali perjuangan dengan berbasis kesukuan, adat dan agama tidak menghalangi untuk melahirkan satu kesadaran yang lebih besar sebagai bangsa.

"Jadi saat perbedaan muncul tidak perlu khawatir. Kita sangat yakin perbedaan yang nampak ke permukaan jauh lebih baik dibandingkan perbedaan yang kita tutup di bawah karpet atas nama persatuan atau paham integralistik. Seolah satu keluarga tapi perbedaan kita tutup," papar dia.

Ia menyebut perbedaan dalam bangsa ini adalah sesuatu yang sudah natural. Sejak manusia Indonesia lahir, perbedaan suku, agama, budaya, bahasa daerah adalah sesuatu yang pasti dialami.

"Perbedaan itu state of being, keadaan jadi, sudah ada perbedaaan sejak kita lahir. Kenapa kita mau menyembunyikan? biarkan perbedaan itu berkembang di Taman Indonesia sehingga menjadi indah," tutur dia.

Namun, kata dia, hal yang jauh lebih penting dari menerima perbedaan tersebut adalah kesadaran yang lebih tinggi untuk bersatu sebagai bangsa.

"Tantangannya memunculkan kesadaran yang lebih inggi yakni kesadaran keindonesiaan. Disini peran akademisi, cendekiawan terus menerus membangun kesadaran tentang keindonesiaan. Sebab kesadaran itu process of becoming, proses untuk bersatu yang perlu diusahakan," kata dia.

"Sejarah Sumpah Pemuda seperti itu. Perbedaan kita tampilkan dan masng masing tidak merasa takut di tengah perbedaan tetapi masing-masing memiliki cita-cita yang lebih tinggi untuk bersatu. Itu bisa kita ulangi hari ini," ujar Sohibul menambahkan