Ledia Hanifa Usulkan Mahasiswa Dilibatkan dalam Penyiapan Bahan Ajar Sekolah

Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ledia Hanifa Amaliah (dok Humas Fraksi PKS DPR RI)
Anggota DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ledia Hanifa Amaliah (dok Humas Fraksi PKS DPR RI)

Jakarta -- Pandemik Covid-19 yang belum jelas kapan berakhir membutuhkan persiapan yang terencana dan berkesinambungan, termasuk penyediaan bahan ajar untuk mengantisipasi bila Program Belajar Jarak Jauh masih akan diperpanjang waktunya. Hal ini diingatkan Anggota Komisi X  DPR RI, Ledia Hanifa Amaliah, usai melakukan rapat jarak jauh dengan pimpinan TVRI, Senin (27/4).

“Info yang kami terima, Pustekkom Kemdikbud sampai saat ini belum bisa menyediakan bahan ajar yang siap untuk ditayangkan TVRI untuk jadwal lebih dari 3 bulan, padahal kita tidak tahu kapan pandemik ini akan berakhir, sehingga ada kemungkinan masa anak didik belajar dari rumah masih akan diperpanjang. Kalau demikian maka ketidaksiapan tayangan bahan ajar bisa menjadi problem tersendiri terutama bagi pendidik dan anak didik di pelosok,” kata Ledia.

Sementara itu Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Muhammad Hamid, menyatakan kepada media bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri saat ini tengah mempersiapkan skenario belajar dari rumah bila Program Belajar Jarak Jauh harus diperpanjang sampai akhir tahun 2020.

Menanggapi hal tersebut, menurut Ledia, Kemendikbud tentulah harus ngebut mempersiapkan bahan ajar yang siap tayang bagi siswa didik untuk jangka panjang juga, minimal sesuai dengan penyiapan skenario belajar di rumah sampai akhir tahun. “Lebih baik sudah siap dengan bahan ajar untuk program belajar dari rumah lalu ternyata kita mengalami recovery lebih cepat, daripada tidak siap lalu tergesa-gesa dan hasilnya tidak maksimal,” katanya.

Sebagai salah satu langkah membantu percepatan penyediaan bahan ajar, aleg Fraksi PKS ini lantas mengusulkan agar mahasiswa bisa dilibatkan. Hal ini sekaligus merupakan tantangan bagi implementasi konsep Kampus Merdeka yang digagas Menteri Nadiem Makarim.

“Mahasiswa bisa diberi penugasan membuat bahan animasi atau audio visual sebagai bahan tayangan materi pembelajaran. Isi substansinya adalah bahan dari Kemendikbud, hasilnya direview oleh dosen, kampus dan Pustekkom. Selain menjadi nilai tersendiri bagi mahasiswa, tayangan yang berkualitas baik bisa ditampilkan di TVRI. Hal ini tentu membantu Pustekkom memiliki suplai bahan ajar yang cukup sekaligus memberikan nilai plus bagi mahasiswa,” sambungnya.

Dalam konsep Kampus Merdeka ala Nadiem, mahasiswa memang diberi keluwesan dalam menjalani perkuliahan. Belajar lintas prodi, belajar di luar kampus hingga magang memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh penilaian yang menunjang kelulusan. Karenanya Ledia yakin ide melibatkan mahasiswa dalam penyiapan bahan ajar merupakan satu wujud implementasi Kampus Merdeka.

“Insya Allah ini bisa menjadi solusi bersama untuk mempercepat ketersediaan bahan ajar yang siap tayang di TVRI. Bagi mahasiswa kegiatan ini bisa menjadi pengganti magang atau salah satu komponen penilaian tugas akhir, juga menjadi bahan dokumentasi bagi Pustekkom dan TVRI serta bahan ajar bagi peserta didik di seluruh Tanah Air,” tutup Ledia.