Ketua PKS Jatim Hadiri Undangan Haul Akbar Ranting NU di Situbondo
SITUBONDO- Silaturahim selalu berhasil mendatangkan berbagai kebaikan. Terlebih jika bertemu para kiai dan ulama. Hal itu dirasakan Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan saat menghadiri undangan Pengajian Umum dalam Rangka Haul Akbar Para Penggerak NU Ranting Selowogo Kecamatan Bungatan Situbondo, Rabu, 14 September 2022.
Dalam kesempatan itu, Irwan dipersilakan duduk di panggung bersama para kiai NU Situbondo.
Menurutnya, momen menghadiri kegiatan itu selalu saja istimewa, ada nasihat yang selalu menguatkan, ada keberkahan yang hadir karena bertemu orang-orang salih.
“Selalu istimewa, hanya bertemu dengan para kiai saja sudah memberi semangat tersendiri, apalagi dapat nasihat,” aku pria 46 tahun itu.
Ia mengaku seperti baterai yang dicharge. Memberi kekuatan tersendiri untuk perjuangan PKS ke depan.
“Kami semua di PKS punya tugas mewujudkan partai ini sebagai partai Islam rahmatal lil alamin yang kokoh dan terdepan dalam melayani rakyat dan NKRI. Nasihat para masayikh, ulama dan kiai sangat kami perlukan untuk menguatkan perjuangan,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu hadir 2 pembicara yang diundang, KH Zainul Mu’in Husni, Rais Suriyah PCNU Situbondo dan Dr KH Muyiddin Khatib, Ketua PCNU Kabupaten Situbondo.
Dalam nasihatnya kepada jemaah yang hadir, KH Zainul mengingatkan jasa para ulama yang turut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kiai Zainul memberi analogi seperti saat mengemudi mobil yang tetap harus melihat kaca spion dalam berkendara.
“Kita tetap harus melihat spion untuk melihat ke belakang, agar tak menyerempet mobil lain,” katanya.
Lebih spesifik, Kiai Zainul meminta jemaah untuk sering-sering mengingat perjuangan para pendiri Nahdlatul Ulama.
Perjuangan para pendiri NU bersama elemen bangsa yang lain itulah yang membuat bangsa Indonesia bisa merebut kemerdekaan dan mengembangkan NU hingga seperti saat ini.
“Saat ini pesantren NU sudah banyak berkembang, NU sebagai organisasi juga jauh berkembang, alhamdulillah,” ujarnya lega.
Seolah menyambung tausiyah KH Zainul, Dr KH Muhyiddin Khatib mengingatkan hadirin yang datang agar tidak lupa bersyukur atas banyak nikmat yang Allah subhanahu wa ta’ala yang sudah diterima.
“Jika kita mau jujur, lebih banyak mana kondisi cukup atau kurang? Lebih banyak mana rukun atau bertengkar? Lebih banyak mana senang atau sedih? Pasti lebih banyak cukup, rukun dan senang. Karenanya, harus terus bisa bersyukur,” ujarnya mengingatkan.
Ia kemudian mengingatkan hal kecil tapi luar biasa yang sering dilupakan banyak orang, yaitu alis.
“Alis ini bahannya sama dengan rambut, tali dia tidak bisa tumbuh panjang seperti rambut. Bagaimana repotnya jika dia bisa panjang,” katanya yang disambut tawa jemaah.
Bersyukur, menurutnya adalah menggunakan segala nikmat yang diberikan Allah dengan bijak. Menggunakan untuk hal-hal baik.
“Seperti lisan. Ini bisa kita pakai berbahasa Madura, bahasa Indonesia, bisa juga untuk baca Al Quran dan shalawat. Tapi juga bisa untuk ngerasani orang. Tinggal kita pilih yang mana?” katanya.
Di akhir tausiyahnya, Kiai Muhyiddin meminta jamaah untuk meneladani tokoh NU dalam yang telah berjuang untuk bangsa.
“Mbah Hasyim itu sudah diakui dan dicatat sebagai pahlawan nasional. Tokoh yang turut berjasa kepada bangsa dan negara ini. Semoga kita bisa meneladaninya,” ujar Ketua PCNU Situbondo itu.