Gunakan Tukkus Saat Audiensi ke Fraksi PKS, GML Bawa Semangat Raden Inten

Tiga puluh orang perwakilan dari Gema Masyarakat Lokal (GML) Provinsi Lampung membawa semangat kepahlawanan Raden Inten dengan menggunakan Tukkus saat beraudiensi dengan Fraksi PKS DPRD Lampung, Selasa (09/03/2021).

Menurut Ketua GML Lampung Tengah, Heri Saputra, sebagai pimpinan agenda audiensi, bahwa kehadirannya beserta puluhan anggota GML dari Tanggamus, Lampung Tengah, dan Lampung Utara dalam rangka menyampaikan berbagai aspirasi masyarakat di masing-masing daerahnya.

“Kami menggunakan Tukkus, ikat kepala yang digunakan Pahlawan Nasional dari Lampung, Raden Inten saat bertemu dengan Fraksi PKS hari ini yang diwakili Ketua Fraksi Pak Ade dan Bang Rio, karena ingin mengambil semangat Raden Inten. Sebab kami yakin apa yang kami lakukan adalah untuk kebaikan masyarakat, seperti apa yang telah dilakukan Raden Inten,” kata Heri Saputra.

Dia juga menambahkan bahwa meski menggunakan ikat kepala khas Lampung, bukan berarti GML adalah ormas yang hanya bersifat lokal. “Kita juga sudah memiliki cabang GML di Kabupaten/Kota Se Lampung dan yang diluar Lampung ada di Jawa Barat dan Jabodetabek, tinggal pelantikan,” tambah dia

Pengurus GML yang lain, Panglima dalam paparannya mengenai keluhan masyarakat yang dititipkan melalui organisasinya untuk disampaikan pada Fraksi PKS diantaranya adalah persoalan ekonomi, terkait susahnya bekerja dan mencari penghasilan, juga persoalan rendahnya harga jual singkong. Kemudian, persoalan infrastruktur. “Jalan semakin rusak, mobilitas jadi lama dan menimbulkan dampak ekonomi tinggi,” kata Panglima.

Disamping itu permasalahan kesehatan, mengenai penanganan pasien yang tidak tercover BPJS KIS (Kartu Indonesia Sehat) secara maksimal. Lalu mengenai proses pembelajaran daring atau dalam jaringan yang menambah beban ekonomi keluarga. “Masyarakat menyampaikan kepada kami, bahwa biaya hidup semakin bertambah, karena proses pembelajaran online bagi anak-anaknya yang memaksa masyarakat membeli handphone android beserta kuota data internet. “Dimasa pandemi ini untuk bertahan hidup saja begitu susah, terus ditambah lagi dengan beban menyiapkan HP android untuk pembelajaran secara online. Kami mohon solusi pak,” ungkap Panglima.

Merespon atas berbagai penyampaian dari GML, Ketua Fraksi PKS DPRD Lampung, Ade Utami Ibnu mengungkapkan bahwa apa yang telah disampaikan oleh para pengurus GML Kabupaten/Kota di Lampung merupakan cerminan problem masyarakat.

Ade menjelaskan bahwa dirinya beserta 8 orang Anggota Fraksi PKS dari 8 Daerah Pemilihan pekan lalu telah melaksanakan reses. Apa yang dikemukakan oleh GML, persis sama dengan aspirasi - aspirasi selama pelaksanaan kegiatan reses di Daerah Pemilihannya.

“Karena permasalahan-permasalahan yang diungkapkan GML dari hati dan faktual dilapangan maka kami merasa bahwa kita adalah sejiwa. Oleh karenanya Fraksi PKS terpanggil dan mengajak berkolaborasi dengan GML. Adapun rincian-rincian permasalahan tersebut hampir persis dengan rekapitulasi hasil kegiatan reses Anggota Fraksi PKS di 8 Daerah Pemilihan,” jelas Anggota Komisi III DPRD Lampung.

Ade memaparkan, bahwa dari rekapan hasil reses 9 Anggota Fraksi PKS DPRD Lampung dari 8 Daerah Pemilihan, terdapat temuan-temuan menarik yang harus menjadi perhatian semua pihak, terlebih Pemerintah Daerah Provinsi Lampung.

38 persen masyarakat menginginkan perbaikan di sisi ekonomi, khususnya pada masa pandemi sekarang ini. Rinciannya terkait dengan kesejahteraan petani, UMKM dan koperasi, serta pengembangan wisata lokal. Termasuk didalamnya mengenai pentingnya harga singkong agar sesuai dengan jerih payah yang telah dilakukan.

Temuan yang lain adalah harapan perbaikan akan kondisi infrastruktur di Provinsi Lampung dari masyarakat, baik jalan, jembatan, dan drainase sebanyak 26,5 persen.

Terdapat pula keinginan masyarakat agar ada perbaikan pada sektor pendidikan, yakni sebanyak 23,5 persen. Rincian yang terkait dengan pendidikan antara lain mengenai proses pembelajaran secara daring yang memberatkan orang tua dan dirasa kurang efektif. Lalu, kesejahteraan guru honorer dan lain sebagainya.