DPR Minta Relokasi Korban Bencana Curug Kembar Dipercepat

Anggota Fraksi PKS DPR RI dari Daerah Pemilihan Kota dan Kabuapaten Sukabumi Yudi Widiana Adia
Anggota Fraksi PKS DPR RI dari Daerah Pemilihan Kota dan Kabuapaten Sukabumi Yudi Widiana Adia

Sukabumi (8/8) - Anggota Fraksi PKS DPR RI dari Daerah Pemilihan Kota dan Kabupaten Sukabumi, Yudi Widiana Adia mendorong relokasi warga korban longsor dan pergeseran lahan di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi ke lokasi yang aman. Yudi mengatakan hal itu saat berkunjung ke lokasi bencana, tepatnya di Desa Nagrakjaya dan Cimenteng. Minggu (7/8) pagi.

Dalam kunjungan tersebut, Yudi didampingi tim dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan SAR Nasional dan Badan Penanggulangan Bencana Pusat. Dalam kesempatan tersebut, Yudi menyerahkan bantuan pompa air dan fasilitas penampungan air bersih untuk Pesantren di Desa Nagrakjaya.

Lebih lanjut Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah khusus bagi korban bencana. Hingga saat ini tercatat ada 448 kepala keluarga atau sekitar 1.222 jiwa yang kehilangan rumah.

“Nantinya akan dibangun rumah, gratis bagi korban bencana. Hanya kami minta Pemkab Sukabumi segera membuat surat permohonan dan menyediakan lahan untuk lokasi perumahan,” ujar Yudi.

Menurut Yudi, Ia sudah berbicara langsung melalui ponsel dengan Direktur Jenderal Perumahan Rakyat. Ia berharap pekan depan proses pengajuan sudah berjalan sehingga pembangunan rumah khusus bisa berjalan tahun ini.

Yudi berharap warga bisa secepatnya menempati rumah di perkampungan baru nantinya yang aman dari ancaman pergerakan tanah. Sedangkan lokasi perkampungan yang terkena bencana dijadikan kawasan hijau untuk mencegah terjadinya longsor.

Sedangkan sawah, ladang, dan kebun-kebun warga bisa ditanami kembali asalkan tidak berada di zona berbahaya. Menurut Yudi, Fenomena tanah bergerak di Desa Nagrekjaya bukan kali ini terjadi. Insiden serupa pernah terjadi pada 2012 dan menyebabkan puluhan rumah rusak. Sedangkan untuk Desa Cimenteng baru pertama kali terkena fenomena ini.