Bekas Lubang Tambang Adalah Persoalan Serius

Anggota Komisi II DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera daerah pemilihan Kalimantan Timur Hadi Mulyadi
Anggota Komisi II DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera daerah pemilihan Kalimantan Timur Hadi Mulyadi

Jakarta (5/8) - Anggota Komisi II DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera daerah pemilihan Kalimantan Timur Hadi Mulyadi menilai peristiwa tewasnya 25 anak yang tenggelam di bekas lubang tambang batubara milik sejumlah perusahaan di provinsinya adalah persoalan serius dan pemerintah harus lakukan upaya preventif.

"Ini adalah persoalan serius dan seharusnya Bupati serta Walikota yang ada di daerahnya sudah berkali-kali terjadi kematian di lubang bekas tambang melakukan langkah preventif yang serius agar kejadian ini tdk berulang-ulang," kata Hadi Milyadi di Jakarta, Jumat (5/8).

Hadi mengatakan bahwa perusahaan tambang juga seharusnya segera melakukan reklamasi galian bekas tambang atau setidaknya membuat pagar atau kawat berduri agar tidak mudah diakses oleh anak-anak.

"Harus ada tindakan tegas dari pemerintah bagi penambang yang membiarkan lubang bekas tambang menjadi lubang maut," ujar Hadi.

Hadi begitu menyayangkan langkah pemerintah baik yang pusat maupun daerah yang cenderung lamban penanganan. Ia juga sudah sampaikan secara lisan kepdsa Kementerian Kehutanan.

"Sangat disayangkan langkah lambat dari pemerintah pusat dan daerah atas lambatnya penanganan masalah ini. Saya sudah sampaikan secara lisan persoalan ini kepada Menteru Kehutanan dan Lingkungan Hidup ketika saya msh di Komisi VII," ujarnya.

Berdasarkan catatan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim, ada 3.500 lubang tambang yang menyebar di provinsi seluas 129 ribu kilometer persegi itu, dan 232 lubang di antaranya berada di Kota Samarinda.

Korban anak yang tewas terbanyak juga berada di Kota Samarinda sebanyak 15 dari 25 anak-anak. Dari total luas area di Samarinda 718 kilometer persegi, 70 persen di antaranya merupakan kawasan pertambangan. (msm)