PKS Kota Semarang Lantik 531 Pengurus Ranting Panaskan Mesin Jelang Pilwalkot

Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera Kota Semarang melantik sebanyak 531 Dewan Pengurus Ranting (DPra)
Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera Kota Semarang melantik sebanyak 531 Dewan Pengurus Ranting (DPra)

Semarang (09/12) -- Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera Kota Semarang melantik sebanyak 531 Dewan Pengurus Ranting (DPra) di 16 Kecamatan di Kota Semarang untuk persiapan jelang Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang tahun 2020 mendatang.

“Pelantikan ini dilaksanakan sejak Sabtu (7/12/2019) dan Ahad (8/12/2019) di seluruh Kecamatan di Kota Semarang dalam rangka kegiatan Musyawarah Ranting (Musran),” kata Ketua DPD PKS Kota Semarang Suharsono, Senin (9/12/2019) di Kota Semarang.

Menurut Suharsono, agenda Musran tersebut sebagai bentuk mempersiapkan tim menjelang pelaksanaan Pilwalkot pada September 2020 mendatang. “Ini bagian dalam dalam rangka menyiapkan mesin politik PKS,” tandasnya.

Lebih lanjut, Suharsono menyebut jajaran pengurus DPra yang akan menjabat selama dua tahun masa bhakti tersebut akan menjadi salah satu tulang punggung pemenangan PKS di Pilwalkot.

”Mereka, para pengurus ranting akan berjuang dalam salah satu agenda politik tahun depan, yakni Pilwalkot, tentu Musran ini menjadi sarana mencari aspirasi para kader di bawah terkait kepemimpinan di Kota Semarang,” jelasnya.

Terkait sosok yang akan diusung dalam Pilwalkot, Suharsono mengatakan partainya membidik sosok yang ideal memimpin Kota Semarang adalah pasangan kombinasi pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota kombinasi nasionalis dan religius.

“Maksudnya sosok pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang satu nasionalis yang satunya religius,” tandasnya.

Meski belum menyebut nama tokoh, pria yang juga Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang ini mengungkapkankriteria tersebut atas dasar pembangunan Kota Semarang yang semakin pesat harus dibarengi dengan sosok kepemimpinan yang baik.

“Mengapa demikian? Karena Semarang merupakan Kota metropolitan yang sudah semakin maju.  Pembangunan fisik yang sudah bagus harus diimbangi dengan pembangunan spiritual. Oleh karenanya diperlukan figur yang paralel bisa membangun spiritual dan mental masyarakat,” pungkasnya.