Sambil Menangis dalam Webinar PKS, Putri Proklamator RI Anggap Masalah Palestina Tragedi Kemanusiaan

Jakarta-- Putri Presiden Pertama sekaligus Proklamator Indonesia Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri, menitikkan air mata saat hadir  sebagai salah satu pembicara dalam Webinar Kebangsaan bertajuk Dukungan Indonesia untuk Palestina, yang diselenggarakan oleh Partai Keadilan Sejahtera, Selasa (10/5/2021).

Dalam kesempatannya, Rachmawati mengatakan agresi yang dilakukan Israel kepada Palestina telah menelan banyak korban khusunya di kalangan wanita dan anak-anak.

“Beberapa hari terakhir ini Zionis Israel menghancurkan Palestina, korban sudah banyak berjatuhan dimana korbannya terutama wanita dan anak-anak, kejadian tersebut mengingatkan kita pada kebrutalan yang sama pada tahun 2014, dimana tingkat serangan selama 30 hari di tahun 2014 setara dengan serangan selama tiga hari di tahun 2021,” ungkap Rachmawati.

Ia juga menegaskan agresi Israel terhadap Palestina bukan hanya konflik semata, melainkan tragedi kemanusiaan yang sangat kejam, sambil terisak, Rachmawati juga mengutip pesan Bung Karno bahwa bangsa Indonesia akan berdiri bersama bangsa Palestina menentang penjajahan Israel.

Peristiwa ini membuka mata kita semua, ini bukan semata-mata konflik melainkan tragedi kemanusiaan yang sangat kejam, seperti yang disampaikan Bung Karno penindasan manusia terhadap manusia dan penindasan bangsa terhadap bangsa, sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” tegas Rachmawati.

“Oleh karena itu sudah selayaknya mengutuk keras tindakan zionis Israel terhadap bangsa Palestina, bung karno mengatakan, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel,” pungkasnya.

Webinar Kebangsaan Dukungan Indonesia untuk Palestina yang diselenggarakan oleh DPP PKS dibuka dengan Keynote Speech oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu dihadiri beberapa tokoh perwakilan ormas dan partai politik, diantaranya putri Proklamator RI Rachmawati Soekarnoputri, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani, Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Adian Husaini, Ketua DPP PKB Bidang Luar Negeri Luluk Nur Hamidah, Ketua Pengurus Pusat Persatuan Umat Budha Indinesia Philip K.Wiijaya, Ketua Badan Komunikasi Strategi Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, Tokoh Tionghoa Indonesia Lieus Sungkarisma, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid, dan ditutup oleh Wakil Ketua Majelis PKS Hidayat Nur Wahid.