Tatkala MSI dan HNW Berbaur Dengan Massa Reuni 212

Jakarta (2/12) - Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Wakil Ketua Majelis Syuro Hidayat Nur Wahid menghadiri Maulid Nabi Muhammad SAW dan Reuni 212 di Silang Monas, Jakarta Pusat. Kedua tokoh partai dakwah tersebut membaur bersama jutaan umat Islam yang sudah memutihkan Silang Monas sejak subuh. 

Hidayat dan Sohibul Iman tiba di kawasan Silang Monas sekitar pukul 08.30 WIB, Sabtu (2/12/2017). Sebagaimana yang lain, keduanya kompak mengenakan baju muslim putih dan berkopiah hitam. Kedatangan keduanya tampak disadari warga yang ikut hadir dalam momen bersejarah tersebut. "Pak Iman! Pak Hidayat!", teriak sejumlah warga. Tidak sedikit ibu-ibu yang juga menyapa keduanya.  

"Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!" seru Sohibul Iman menyambut hangat sapaan warga yang berkerumun. Sejumlah warga bahkan berebut cium tangan keduanya. 

Padatnya massa yang berhimpun dalam reuni itu membuat langkah kaki Hidayat dan Sohibul Iman terhenti tidak jauh di depan panggung utama. Beralaskan koran, keduanya lalu duduk lesehan bersama warga muslim yang sudah lebih dulu tiba. Rupanya kehadiran kedua tokoh umat tersebut diketahui panitia yang berada di atas panggung. Keduanya lantas dipersilakaan naik ke atas panggung untuk turut memberikan orasi. 

Dalam orasinya, Hidayat menekankan agar semangat Maulid Nabi Muhammad SAW dan silaturahmi 212 menjadi spirit pembebasan dan kejayaan Indonesia. "Israel masih menjajah Palestina, Myanmar masih menjajah kaum Rohingya. Begitu banyak penjajahan dalam beragam bentuknya yang menghadirkan pelemahan bagi umat Islam. Selain sebagai reuni dan juga untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, bagaimana melalui gerakan ini supaya bangkit semangat untuk membebaskan Indonesia," ujar Hidayat yang disambut pekikan takbir dari massa.

Sementara itu, Sohibul Iman mengungkapkan 

seharusnya silaturahim 212 bisa diarahkan untuk kemaslahatan umat yang lebih luas, seperti agenda pemberantasan korupsi, kemandirian ekonomi dan mengatasi ketimpangan ekonomi.

 “Spirit 212 bukan hanya tentang penistaan agama, tetapi harus lebih dari itu. Gerakan ini harus menjadi gerakan yang terdepan dalam membangun kemandirian ekonomi umat, mengatasi darurat ketimpangan ekonomi serta jihad melawan para koruptor dan pendukung-pendukungnya!” katanya.