Masih Banyak Pemuda yang Miliki Nasionalisme Rendah

Semarang (7/11) - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Pemerintah Perovinsi (Pemprov) Jawa Tengah menilai bahwa salah satu problematika pemuda, khususnya di Jateng adalah rendahnya rasa nasionalisme dan kurang aktifnya dalam proses pembangunan.
Kepala Bidang Kepemudaan Dinpora Jateng, Eddy Iswanto mengatakan bahwa ditengah upaya mewujudkan pemuda sebagai agent of change dan kontrol sosial, beberapa permasalahan masih menghinggapi generasi muda.
“Narkoba, kurang pemberdayaan pemuda, rendahnya nasionalisme dan wawasan kebangsaan, rendahnya partisipasi pemuda dalam pembangunan dan belum optimal organisasi pemuda adalah berbagai persoalan yang menggelayuti pemuda saat ini, terkhusus di Jateng,” jelasnya saat menjadi narasumber dalam diskusi hari aspirasi tentang kepemudaan yang digelar Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jateng, Senin (7/11/2016) di Semarang, Jateng.
Untuk menyikapi hal tersebut, kata Eddy, perlu melakukan penyadaran pemuda melalui program yang dicanangkan. Penyadaran tersebut, kata Eddy, adalah dengan memahami dan menyikapi masalah lingkungan dan diwujudkan dengan berbagai agenda, diantaranya keagamaan, bela negara, basis kearifan lokal dan regenerasi dalam segala bidang.
“Saat ini di Pemprov kita menggalakkan Diklatsar cinta alam, dialog interaktif kepemudaan, penanggulangan HIV Aids bagi pemuda, Paskibraka, Rencana Aksi Daerah (RAD), Pertukaran Pemuda, Pemberdayaan OKP, Peningkatan Wawasan Pemuda, Pengembangan Kewirausahaan, Peningkatan Keterampilan, Pengembangan Pemuda, Forum Pengembangan Pemuda, Jambore Teknologi, Pendampingan dan Pembinaan SP3, Pengembangan Kepedulian Pemuda, Kewirausahaan dan Kepanduan,” ungkapnya.
Sementara, Ketua FPKS Jateng Karsono mengungkapkan bahwa idealnya saat ini para pemuda berkapasistas sesuai kemampuan masing. “Tantangannya berat yaitu kehidupan hedon dan tidak memahami karakter bangsa,” ujarnya.
Saat ini, menurut Karsono, berbagai pelaksanaan program hanya sampai tahap sosialisasi, rekrutmen dan pembekalan yang hanya dilakukan di awal pengenalan program. “Tapi setelahnya dalam tahapan realisasi dan keberjalanan program justru kurang pendampingan yang berlanjut secara konsisten sehingga tujuan dari pembangunan pemuda belum sepenuhnya dapat terwujud,” jelas anggota Komisi E DPRD Jateng ini.
Namun demikian, di tengah persoalan yang membayangi generasi muda, Karsono mengapresiasi segelintir pemuda yang terus berkontribusi sesuai dengan wilayah keilmuan mereka dalam rangka membangun masyarakat, seperti desa binaan dan juga pegiat mangrove di Jateng.
“Banyaknya pohon mangrove di Pantura Jawa Tengah justru dibuka lahan untuk tambak, sedangkan jika tidak ada mangrove di daerah pasang surut, tambak tidak maksimal. Fungsi mangrove hilang, jadi rob masuk, lalu kita melakukan uji kandungan mangrove, kemudian melakukan pendampingan ke masyarakat terkait manfaat mangrove untuk masyarakat, hingga melakukan konservasi, alhamdulillah mulai berhasil,“ kata Mahbub Arjuna, Presiden Kesemat, komunitas pegiat Magrove dari Universitas Diponegoro (Undip).
Agenda hari aspirasi yang menjadi program FPKS Jateng tersebut diikuti puluhan peserta dari berbagai institusi di Semarang, yang menghadirkan pembicara Eddy Iswanto (Dinpora Jateng), Mahbub Arjuna (Kesemat) dan Amin Suryanto (KAMMI Jateng).