Majelis Sumut Bangkit Ajang Peningkatan Integritas dan Etika Birokrasi

MEDAN (8/5) – Gubenur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho menghadiri Majelis Taklim Sumut Bangkit (MTSB) yang digelar bersamaan dengan peringatan Isra Mi’raj di Masjid Ma’ul Hayah Kompleks Kantor PDAM Tirtanadi, Jumat (8/5).  Mengambil tema Meningkatkan Integritas dan Etika Birokrasi, Majelis Taklim ini diisi oleh tausiyah Ahmad  Sulaiman.

Gubernur Gatot dalam sambutannya mengharapkan Majelis Taklim yang kali ini dirangkaikan dengan perayaan Isra Mi’raj dapat dijadikan sebagai media membangun integritas.  

“Semoga dengan peringatan ini menjadi momentum peningkatan integritas bangkitnya semangat bekerja birokrasi Sumut. Meningkatkan ukhuway Islamiyah, perkuat silaturahmi, dan persatuan kesatuan,” ujar Gatot.

Menurutnya, salah satu manfaat dari Majelis Taklim Sumut Bangkit yang diawali dengan Shalat Subuh berjamaah ini adalah dapat meningkatkan spririt untuk mengawali aktivitas kegiatan pagi dengan hal yang positif dan konstruktif.

“Sebelumnya majelis ini tiga kali diisi oleh ceramah dari Ahzami Jazuli yang ingatkan keberkahan umat jika pagi hari diawali dengan kegiatan bermanfaat,” lanjut Gatot.  

Dikatakannya, tantangan regional dan global ada di depan mata, maka kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama memenangkan persaingan.

“Setiap kita akan kembali menghadap Sang Pencipta, dan indahnya kita menyadari apa yang akan dilakukan, kita akan kembali, dan Allah akan menerima orang yang bertakwa dan orang bertakwa adalah orang yang lebih baik dari hari ini,” katanya.

Sementara itu Dzulmi Eldin mengatakan Sumut bangkit tidak hanya slogan namun juga menjadi wadah interaktif sosial di antara pemerintah dan masyarakat.

”Saya selalu katakan Medan adalah rumah kita bersama, dan mari kita jaga Kota ini untuk menjadi lebih humanis, sejahtera dan religi. Dan kegiatan MTSB ini menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan cita-cita tersebut,”ujar Eldin.

Sulaiman dalam tausiahnya menegaskan Shalat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui proses Isra Mi’raj adalah kunci ibadah. Mendirikan Shalat adalah bagian dari upaya meningkatkan integritas dan etika birokrasi.

“Shalat juga menjadi penciri utama suatu generasi dan ummat,” ujar Ahmad.  

Dijelaskannya dalam Surat Maryam ayat 59, Allah menyebutkan dan datanglah generasi setelah mereka yaitu generasi yang buruk, generasi buruk adalah yang menyia-nyiakan Shalat.  Dan mereka generasi yang buruk karena mengikuti hawa nafsu.

“Kalau ingin menjadi ummat terbaik, maka senantiasa ingin membentuk jamaah Shalat. Untuk menjadikan umat berprestasi ada proses, dimulai dari rumah tangga, membentuk anak kita menjadi anak yang senantiasa menegakkan Shalat,” pungkasnya. 

Sumber: Humas Kantor Gubernur Sumatera Utara