Legislator PKS: Pentingnya Etika dan Keteladanan dalam Pendidikan Nasional

Jakarta — Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Fahmy Alaydroes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengingat kembali pesan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang mewanti-wanti bahwa esensi pendidikan itu bertumpu kepada keteladanan, ‘Ing Ngarso Sung Tulodo’.

Keteladanan, lanjut Fahmy, adalah instrumen pendidikan yang paling elementer, sekaligus paling efektif dalam membentuk perilaku dan karakter.

“Esensi Pendidikan Nasional itu, membentuk Etika, Moral, atau Akhlak Mulia. Fungsi Pendidikan Nasional, sebagaimana ditetapkan oleh UU No.20 tahun 2003 yakni berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,” terang Fahmy.

Etika, Moral, Akhlak Mulia, imbuhnya, akhir-akhir ini menjadi perbincangan ramai, terutama setelah Majlis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menjatuhkan vonis pelanggaran Etika berat kepada Pimpinan MK, para Hakim yang seharusnya menjunjung tinggi etika, moral dan akhlak mulia.

“Menjadi lebih gaduh lagi, setelah salah satu capres mengucapkan kata-kata yang kurang etis terkait pentingnya etika,” pungkasnya.

Perilaku yang buruk, kata pria yang akrab disapa Habib Fahmy, tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan negara berpotensi menimbulkan kerusakan etika dan moral ke para penyelenggara di daerah-daerah di seluruh Indonesia, dan juga mengancam tujuan pendidikan nasional.

“Semoga para tokoh dan pimpinan negara yang akan datang, sekaligus berperan sebagai guru etika. Pimpinan yang peduli membangun moralitas bangsa, agar negara kita menjadi kuat dan bermartabat,” tutup Anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat V ini.