Fraksi PKS Usulkan Hajjah Rahmah El Yunusiyah Menjadi Pahlawan Nasional

Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini
Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini

Jakarta (17/4) - Fraksi PKS DPR RI menyelenggarakan Diskusi Publik dalam rangka memperingati Hari Kartini. Diskusi Publik ini mengambil tema “Perempuan dan Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Wirausaha”. Pada momen ini Fraksi PKS mengusulkan secara resmi Pejuang dan Pendiri Diniyah Putri Sumatera Barat Hajjah Rahmah El Yunusiyah Menjadi Pahlawan Nasional.

Menurut Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, pengusulan ini sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan Fraksi PKS kepada Hajjah Rahmah El Yunusiyah sebagai perempuan pejuang sekaligus pendidik yang penuh pengabdian mendirikan Diniah Putri di  Sumatera Barat sejak tahun 1923, yang kemudian meluas di pulau Jawa dan Sumatera.

“Peran dan kriprah Beliau mendapat pengakuan luas hingga ke Malaysia, Singapura dan Mesir. Maka sudah selayaknya bangsa ini memberikan gelar Pahlawan kepada Beliau,” kata Jazuli.

Terkait, materi diskusi publik Ketua Fraksi PKS ini mengatakan bahwa salah satu ciri bangsa yang maju di era kekinian adalah bertumpu pada meratanya kegiatan wirausaha (enterpreunership) warganya di berbagai bidang. Sementara negara-bangsa yang sedang berkembang, terlebih yang terbelakang, umumnya memiliki ciri warganya masih bergantung pada pemerintahnya.

Wirausaha bermakna mandiri dan berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), yang menjadi karakter bangsa besar. “Sayangnya, realitas kewirausahaan bangsa kita masih jauh terbelakang,” ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini, saat membuka diskusi di Ruang Rapat Pleno FPKS DPR, Senayan, Senin (17/4/2017) 

Menurut Jazuli, Indonesia baru memiliki 1,5 persen pengusaha dari sekira 252 juta penduduknya. Karenanya, katanya, Indonesia masih membutuhkan sekira 1,7 juta pengusaha untuk mencapai angka dua persen. Sementara di negara Asean seperti Singapura tercatat sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5persen, dan Vietnam 3,3 persen dari jumlah pengusahanya.

Anggota Komisi I DPR ini mengemukakan data para pemilik modal atau orang-orang kaya di negeri ini yang dinilainya sangat timpang. Merujuk pada data yang dirilis Oxfam (2016) yang menyebutkan, satu persen orang terkaya di Indonesia memiliki hampir setengah (49 persen) dari total kekayaan populasi penduduk Indonesia. Bahkan, lanjutnya, harta total 4 orang terkaya di Indonesia, yang tercatat sebesar 25 miliar dolar AS, setara dengan gabungan kekayaan 100 juta orang termiskin. “Ini menunjukkan ketimpangan yang nyata antara penduduk kaya dan miskin,” tandasnya.

Melihat sejumlah realita tersebut, tambah Jazuli, Fraksi PKS menginisiasi sebuah Rancangan Undang-Undang Kewirausahaan Nasional, yang bertujuan agar terjadi akselerasi dalam mendorong kewirausahaan di kalangan rakyat kita, terutama rakyat kecil dan pribumi. Perjuangan PKS memperjuangkan kewirausahaan hingga melahirkan inisiatif RUU Kewirausahaan Nasional tidak lepas dari misi perjuangan Fraksi, yaitu memperjuangkan kerakyatan, keummatan, dan nasionalisme Indonesia,” terang wakil rakyat dari daerah pemilihan III Banten ini.

Dia memandang acara diskusi publik kali ini bernilai istimewa karena menggabungkan tiga misi perjuangan Fraksi sekaligus. Pertama, kerakyatan karena dalam diskusi ini dibahas mengenai bagaimana mengangkat ekonomi rakyat melalui kewirausahaan, terutama melalui inspirasi kewirausahaan dari kaum perempuan.

Kedua, lanjut Jazuli, keummatan karena kegiatan ini juga sekaligus memunculkan salah satu tokoh umat perempuan yaitu pejuang nasional dari Ranah Minang, Pendiri  Perguruan Diniyah Putri  Padang Panjang Rahmah El Yunusiyah sebagai yang diusulkan Fraksi PKS menjadi pahlawan nasional.

Dan ketiga, nasionalisme Indonesia karena kegiatan ini juga merefleksikan semangat perjuangan RA Kartini agar seluruh anak bangsa  tidak melupakan sejarah dan senantiasa menjiwai akar-akar kebangsaan Indonesia.

“Kita ingin melahirkan para perempuan tangguh yang mampu mandiri dan menjadi inspirasi serta berkontribusi dalam memberdayakan ekonomi keluarga, tapi tetap tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan dan peran-perannya dalam keluarga,” pungkasnya. 

Diskusi Publik yang digelar di Ruang Rapat Pleno Fraksi PKS Gedung Nusantara I DPR Lantai 3 ini berlangsung mulai pukul 13.00-16.00 WIB dengan menghadirkan narasumber: Sandiaga S. Uno (Pengusaha Muda), Wirianingsih (Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga), Shiren Sungkar (Artis/Muslimah Pengusaha), Refrizal (Anggota DPR PKS).