Divonis 15 Tahun, PKS: Kasus Setnov Jadi Pelajaran Betapa Amanah Itu Berat Dan Mahal

Mardani Ali Sera
Mardani Ali Sera

Jakarta (24/04) -- Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai vonis berat terhadap mantan Ketua DPR RI Setya Novanto menjadi perlajaran berharga bagi dirinya dan semua wakil rakyat di Parlemen.

Kasus  Setya Novanto ini, menurut Mardani Ali Sera, harus membuka mata hati para anggota DPR untuk benar-benar menunaikan amanah dari rakyat. Bukan malah sebaliknya mengambil keuntungan melalui tindakan korupsi.

"Jadi pelajaran bagi kita semua. Betapa amanah itu berat dan mahal. Wajib ditunaikan," ucap Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini kepada Tribunnews.com, Selasa (24/4/2018).

Terkait vonis hakim, ia menilai itu telah sesuai dengan harapan masyarakat. Apalagi, antara vonis dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak terpaut jauh.

Meskipun memang, besarnya anggaran negara yang dikorupsi itu tidak sebanding dengan penderitaan rakyat yang hingga kini masih ada yang belum memiliki E-KTP.

"Jika melihat tuntutan jaksa 16 tahun dan jatuh vonis 15 tahun sdh sesuai dengan harapan masyarakat. Untuk rasa keadilan memang relatif," jelasnya.

"Tapi kasus ini memang memukul kita sebagai bangsa dimana proyek untuk rakyat banyak jadi bancakan elit. Hukuman seberat apapun tidak sebanding dengan penderitaan rakyat," tambahnya.

Ia pun menganggap wajar jika majelis hakim menambahkan sanksi pencabitan hak politik selama 5 tahun kepada Setya Novanto untuk membikin efek jera.

"Pencabutan hak politik lima tahun wajar untuk kasus besar seperti ini," ujarnya.

Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis 15 tahun pidana penjara kepada terdakwa korupsi proyek pengadaan KTP-el, Setya Novanto, pada Selasa (24/4/2018).

Sumber: Tribunnews.com