Aher: PKH Paling Berhasil Mengentaskan Kemiskinan

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengendarai motor
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengendarai motor

Bandung (27/7) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Sosial menggelar acara pertemuan tahunan atau Annual Summit Program Keluarga Harapan (PKH) Jabar 2017 di Sasana Budaya Ganesa (Sabuga), Jl. Tamansari Kota Bandung, Rabu (26/7/17). Hadir sebanyak 2.200 pedamping dan 282 operator PKH dari seluruh Jawa Barat dalam acara ini.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) berkesempatan untuk mengendarai sepeda motor bersama ribuan pendamping dan operator PKH. Aher bersama Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat dan para pejabat terkait mengendarai sepeda motor dari Gedung Sate menuju lokasi acara di Sabuga.

Aher pun sangat mengapresiasi acara dan para pendamping serta operator PKH Jabar. Mereka berperan penting dalam mengurangi angka kemiskinan khususnya di Jawa Barat melalui program yang bergulir sejak 2007 di bawah Kementerian Sosial ini.

PKH merupakan program yang paling berhasil dalam mengentaskan kemiskinan dan persoalan sosial di Indonesia. Untuk itu, Aher ingin berbagai program pengentasan kemiskinan dan permasalahan sosial nasional ada di bawah supervisi Kementerian Sosial.

“Program PKH itu program yang sangat baik ya diantara program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi. Dari selama ini yang dilakukan – kan banyak (program) tidak hanya PKH. Harus saya katakan bahwa PKH paling berhasil,” ujar Aher.

“Ketika ketemu dengan Bu Menteri (Sosial), saya sering mengusulkan kalau kemudian semua program-program pengentasan kemiskinan, pengentasan persoalan sosial – supaya lebih berdaya dan sejahtera, saya mengusulkan supaya seluruhnya ada di bawah Kementerian Sosial, paling tidak seluruhnya di bawah supervisi Kementerian Sosial,” tambah Aher dalam sambutannya.

Pada hakikatnya semua kemajuan dalam pembangunan harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, bukan hanya bisa dinikmati oleh kelompok atau kalangan tertentu. Untuk itu, Pemprov Jawa Barat akan terus mendorong program PKH ini agar terus berdaya.

“Kita tentu harus terus mendorong program ini, karena pada hakikatnya kita ingin membangun Indonesia ini untuk seluruhnya tidak untuk sebagian orang. Kita ingin ada pertumbuhan ekonomi sekaligus ada pemerataan,” tutur Aher.

Melalui program PKH, Aher berharap akan mengubah kondisi para penerima manfaat atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM). “Kalau tadi sudah ada pengusaha mebel, mudah-mudahan ibu terus maju perusahaannya atau dunia usahanya, sehingga bisa menjadi contoh dari PKH pun tidak saja mengentaskan ketidakmampuan menjadi mampu tetapi mengentaskan ketidakmampuan menjadi mampu dan menjadi pelaku usaha sekaligus,” ungkap Aher.

Hal tersebut dialami oleh peserta PKH 2009 dari Kabupaten Cianjur, Aminah Zein. Wanita ini kini punya usaha di bidang furniture atau mebel, sehingga bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Aminah mengaku dirinya bisa terlepas dari kemiskinan dengan bantuan dari para pendamping yang selalu memberikan dukungan di bidang usaha dan pendidikan.

“Saya berterimakasih kepada pendamping saya yang selalu memberikan motivasi, support pendidikan maupun di bidang usaha. Terimakasih kepada Program Keluarga Harapan yang telah melepaskan saya dari rintangan kemiskinan, mudah-mudahan PKH tetap jaya dan barokah,” tukas Aminah.

Dalam acara ini hadir 2.200 orang pendamping serta 282 operator dari seluruh Jawa Barat. Jumlah pendamping di Jawa Barat ada sebanyak 3.692 untuk mendampingi 1.033.537 KPM. Annual Summit ini digelar sebagai ajang tukar informasi antarpendamping. Selain itu, ada juga pembekalan untuk meningkatkan kapasitas mereka, terutama kepada para pendamping baru yang tahun ini berjumlah 1.700 orang.

Annual Summnit PKH Jabar 2017 kali ini mengangkat Tema: “Dengan Semangat Annual Summit Kita Tingkatkan Komitmen para Pendamping dan Operator PKH untuk Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia yang Sehat dan Cerdas, Kreatif, Berkualitas dalam Berbagai Kehidupan”.

Pada kesempatan ini, dipilih tiga Pendamping Berprestasi dari tiga wilayah. Diberikan pula penghargaan kepada tiga kabupaten yang telah memberikan dana sharing terbesar. Kepala Dinas Sosial Jawa Barat Arifin Harun mengatakan, apabila dana sharing PKH yang berasal dari APBD ini diakumulasikan bersama antara dana sharing kabupaten/kota dan provinsi di Jabar akan ada kenaikan dana hingga 300%.

Pendamping Berprestasi Wilayah Jabar 1:
1. Rodiah (Sukabumi),
2. Asep Sopian dari (Bogor),
3. Astri Yustiniawati (Cianjur).
Pendamping Berprestasi Wilayah Jabar 2:
1. Ai Rukayah (Bandung),
2. Yudi M Ikbal (Ciamis),
3. Astri Lestari (Tasikmalaya).
Pendamping Berprestasi Wilayah Jabar 3:
1. Agus (Purwakarta),
2. Moni Ratnaningsih (Majalengka),
3. Tita Garmila (Sumedang).

Para Pendamping Berprestasi Juara 1 mendapatkan hadiah berupa piagam penghargaan dan 1 unit sepeda motor, Pendamping Berprestasi Juara 2 mendapatkan hadiah piagam penghargaan dan 1 unit laptop, dan Pendamping Berprestasi Juara 3 mendapatkan hadiah berupa piagam penghargaan dan 1 unit tablet.

Penghargaan untuk Kabupaten/Kota Pemberi Dana Sharing Terbesar:
1. Pemerintah Kabupaten Bandung,
2. Pemerintah Kabupaten Bogor, dan
3. Pemerintah Kabupaten Sukabumi.

Sebagai bentuk penghargaan, Pemprov Jawa Barat juga memberikan uang muka sepeda motor Rp 4 juta kepada 2.300 pendamping dengan jumlah anggaran mencapai Rp 9,6 Miliar. Tahun depan rencananya Pemprov Jawa Barat juga akan menganggarkan APBD untuk uang muka sepeda motor bagi para pendamping yang belum mendapatkan bantuan.

“2018 Insya Allah, tentu ini bagian dari peran provinsi untuk melancarkan program PKH,” tutur Aher usai acara.

Acara Annual Summit PKH ini juga mendapat apresiasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Dirjen Perlindungan dan Jaminn Sosial Kemensos Harry Hikmat mengungkapkan, Annual Summit adalah salah satu inovasi dan inisiasi yang dilakukan oleh Pemprov Jawa Barat untuk PKH, khususnya kepada para pendamping dan operator.

Untuk itu, pada kesempatan ini Gubernur Jawa Barat mendapat piagam penghargaan dari Menteri Sosial RI atas komitmen dan dukungannya untuk program PKH. Gubernur Aher mendapat penghargaan untuk tiga upaya, yaitu:
1. Peningkatan Dana Dampingan APBD untuk PKH,
2. Pemberian Sarana dan Prasarana bagi Pendamping dan Operator PKH, dan
3. Bantuan Operasional Sekretariat Pelaksana PKH.

“Ini bisa menjadi contoh untuk gubernur lain di Indonesia. Dan kami sudah pastikan kegiatan Annual Summit yang sudah terselenggara di Jawa Barat ini dan menjadi tradisi tahunan. Ini suatu inovasi dan inisiasi yang sangat bagus dan belum ada di provinsi-provinsi lain,” ujar Harry.

PKH merupakan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana. Program ini harus terus didorong melalui penguatan kelembagaan, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk eksistensi PKH ke depan.

Berdasarkan data BPS Tahun 2016 jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 47,37 juta jiwa yang tersebar di 27 kabupaten/kota. Tercatat sebanyak 4,2 juta jiwa atau 8,8% dari total jumlah penduduk berada dalan kategori miskin. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan dengan persentase jumlah penduduk miskin tahun 2015 yang mencapai 9,4% dari total jumlah penduduk yang mencapai 46,7 juta jiwa.

Kementerian Sosial pada 2017 memberikan bantuan sebesar Rp 1,86 Triliun lebih kepada Provinsi Jawa Barat. Bantuan tersebut diperuntukkan bagi 1.033.537 KPM sebagai penerima manfaat PKH.