Zaim Uchrowi di Ngaji Budaya PKS: Ada Kesadaran Indonesia Belum Menang

Zaim Uchrowi dalam Ngaji Budaya sesi 13 di kantor DPP PKS, Jakarta, Jumat (21/2) (Donny/PKSFoto)
Zaim Uchrowi dalam Ngaji Budaya sesi 13 di kantor DPP PKS, Jakarta, Jumat (21/2) (Donny/PKSFoto)

Jakarta (21/2) - Bidang Seni Budaya DPP Partai Keadilan Sejahtera kembali menggelar Ngaji Budaya. Dalam Ngaji Budaya Sesi 13 bertajuk Strategi Sosial Budaya Menangkan Indonesia, budayawan yang juga jurnalis senior Zaim Uchrowi menilai tema tersebut adalah tepat karena menggambarkan kondisi saat ini.

"Dari judul ini kita merasa ada kesadaran lah bahwa kita belum menang. Kemudian ada kesadaran bahwa kita perlu menang. Yang dipilih adalah sosial budaya," kata dia di Aula DPP PKS, Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan, Jumat (21/2/2020).

Dalam dunia peradaban kita, kata dia, sosial budaya adalah anak tiri. Anak kandungnya adalah politik dan ekonomi. Sosial budaya itu ditirikan dan dimarjinalkan. Padahal peradaban paling teruji adalah sosial budaya. Inilah yang punya pengaruh pada politik dan ekonomi.

Eks jurnalis Tempo dan Republika itu menilai masyarakat selalu tumbuh dari kondisi pra tradisional, menuju tradisional, menuju modern. Dalam konteks Indonesia ketika bicara keagamaan, pendidikan, dan pada akhirnya mau tidak mau kita ngomong Pancasila.

"Mari kita sama-sama titik temu, perlebar luar perjumpaan. Di masyarakat, ada kalimatus sawa, gerakan-gerakan perbaikan di masyarakat. Ada banyak contoh," kata dia.

Apapun dan siapapun yang menjadi bagian dari bangsa ini, kata dia, bersepakat dengan gerakan-gerakan perubahan ini. Jika ruang ini diperluas, menurut dia, pelan-pelan bangsa ini akan lebih maju.

"Gerakan-gerakan perbaikan dari masyarakat jauh lebih baik dari program masyarakat. Nah, jika PKS aktif dalam gerakan-gerakan seperti ini akan jadi luar biasa," kata dia.