Transformasi Struktur Ekonomi Indonesia 1985-2015

Sejalan dengan pembangunan ekonomi yang disertai dengan pertumbuhan ekonomi, akan selalu terjadi perubahan struktur permintaan domestik, struktur produksi dan struktur perdagangan internasional (Hera Susanti, Moh, Ikhsan, dan Widyanti. Indikator-indikator Makroekonomi, edisi kedua, 2005). Perubahan ini terjadi melalui proses yang panjang. Indonesia selama 1950—2015 mengalami proses perubahan struktur ekonomi secara nyata dari negara agraris yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi berbasis sektor pertanian hingga tahun 1970-an, sejak 1980-an berkembang menjadi negara yang mulai mengandalkan diri dari sektor industry, dan sektor-sektor lain selain sektor pertanian.

Sejak Indonesia merdeka sampai tahun 1985, sektor Pertanian masih memberikan kontribusi yang tertinggi terhadap PDB dibandingkan dengan sektor lainnya, dan pemberi kontribusi yang kedua adalah sektor Pertambangan. Namun sejak tahun 1995 kontribusi yang tinggi dari sektor Pertanian dan sektor Pertambangan mulai digantikan oleh sektor Industri Pengolahan dan sektor Perdagangan Hotel dan Restoran. Meskipun sampai dengan tahun 2010 kontribusi sektor Industri dan Pengolahan terus meningkat sejak tahun 1985, namun setelahnya terlihat bahwa kontribusi sektor Industri dan Pengolahan cenderung menurun terus dan penurunan kontribusinya diisi oleh kontribusi sektor Keuangan dan sektor Jasa. Sedangkan kontribusi sektor Perdagangan Hotel dan Restoran cenderung stagnan.

Dengan semakin meningkatnya besaran kue PDB Indonesia dari tahun ke tahun, yang dicerminkan oleh adanya pertumbuhan ekonomi diatas 5%, maka turun dan stagnasinya kontribusi suatu sektor terhadap PDB dari sisi nilai uang (Rupiah) bisa jadi semakin besar. Menurut Latumarissa (Latumaerissa, 2015, Perekonomian Indonesia dan Dinamika Ekonomi Global) transformasi perekonomian Indonesia tidak terjadi secara seimbang sehingga terjadi proses pemiskinan dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan pada sektor primer. Transformasi perekonomian di Indonesia ditandai dengan: i). Semakin menurunnya pangsa primer (pertanian, kehutanan dan penggalian); ii). Meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri pengolahan); iii). Pangsa sektor jasa yang relatif sama tetapi cenderung meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Secara umum transformasi perekonomian Indonesia selama ini telah meningkatkan pendapatan per kapita bangsa Indonesia dan mengantarkan masyarkat Indonesia dari masyarakat agraris menuju masyarakat ekonomi yang mengandalkan pada proses peningkatan nilai tambah berbasis industri dan jasa. Akan tetapi proses transformasi itu masih menyisakan permasalahan bangsa yang mendasar di bidang perekonomian, yakni kemiskinan, pengangguran, kesenjangan, tekanan globalisasi, eksploitasi SDA secara berlebihan, serta terpisahnya sektor keuangan (Financial) dari sektor usaha (Riil).

Kecenderungan dan trend transformasi perekonomian di Indonesia, khususnya sejak 35 tahun terakhir harus menjadi perhatian semua Partai Politik yang perjuangannya mencita-citakan lahirnya kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia, kedepan Indonesia akan terus mengalami transformasi untuk mencari bentuk dan kestabilan baru seiring dengan proses demokratisasi politik dan sosial di dalam tatatan masyarakat dan negara Indonesia. Bagaimanapun transformasi ekonomi yang terjadi selain memberikan manfaat namun juga menyisakan berbagai masalah, yang harus dapat diberikan solusinya oleh semua perjuangan Partai Politik, agar Partai tidak hanya terjebak dan menghabiskan energinya untuk melakukan proses pemenangan kekuasaan pemerintahan dari pusat sampai ke daerah, dengan menepikan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang dapat terjadi selama proses tranformasi ekonomi terjadi secara terus-menerus di Indonesia

Jakarta, 25 Pebruari 2017, Bidang Ekuintek-LH, DPP PKS.