Tinjau Banjir Bekasi, Aher Sarankan Bangun Kolam Retensi

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat menyapa korban banjir
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat menyapa korban banjir

Bekasi (23/2) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) meninjau lokasi banjir di kawasan Kalibaru Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi, Rabu (22/2/17) sore, yang tergenang sejak hari minggu lalu akibat luapan air sungai dan curah hujan tinggi yang menyebabkan ratusan warga mengungsi.

Didampingi Wakil Walikota Bekasi Ahmad Syaikhu dan BPBD Jabar juga Kota Bekasi, Aher terlebih dahulu mengunjungi lokasi pengungsi yang ditampung di kantor Kelurahan Kalibaru. Bantuan dari Pemprov Jabar pun diserahkan berupa makanan, obat-obatan, pakaian dan peralatan sekolah.

"Terimakasih kepada semua pihak yang telah bersama-sama memitigasi bencana dengan cepat dan baik," kata Aher saat diwawancarai media.

Aher mengatakan, dari 37 titik banjir 34 titik diantaranya sudah berangsur surut.

"Tinggal 3 titik lagi yang masih ada genangan, itupun sudah turun," ucapnya.

Saat ini pihak dari BPBD Provinsi maupun Kota Bekasi tengah melakukan langkah-langkah penyelesaian banjir secara bertahap. Menurut Aher, untuk penyelesaian jangka panjang yang permanen, pembuatan kolam retensi menjadi cara yang efektif terlebih lahannya sudah disiapkan oleh Pemkot Bekasi.

"Yang mungkin lebih efektif kedepan dibangun kolam retensi, sudah ada lahannya tinggal digali," ujarnya.

Pemkot Bekasi telah menyiapkan lahan untuk kolam retensi ini seluas 3 hektare dan akan digali sedalam 5 meter sehingga mampu menampung luapan air saat debitnya berlebih.

Untuk membangun kolam retensi seluas 5 hektare ini dibutuhkan dana sebesar Rp 10 Milyar. Kebutuhan dana tersebut rencananya akan diambil dhari APBD Kota Bekasi dan Pemprov Jabar.

"Dari Kota (Bekasi) nanti kita lihat punya persediaan anggaran berapa  dan Provinsi berapa, butuhnya Rp 10 Milyar," jelas Aher.

Usai peninjauan di titik pertama, Aher beserta rombongam kemudian meninjau ke komplek Permata Hijau Permai yang merupakan daerah terdampak banjir cukup besar.

"Disini daerahnya mirip seperti di Kalibaru yang pemukimannya berada dibawah sungai, disini penyelesaiannya harus penyelesaiannya harus ada sodetan," tegas Aher.