Tiga Langkah PKS Jadi Partai Papan Atas

Presiden PKS Mohamad Sohibul memberikan ceramah pada acara Silaturahim Kader dan Simpatisan PKS Sulawesi Utara di Hotel Sahid Kawanua, Manado, Ahad (30/10/2016). (Foto: Muhammad Hilal)
Presiden PKS Mohamad Sohibul memberikan ceramah pada acara Silaturahim Kader dan Simpatisan PKS Sulawesi Utara di Hotel Sahid Kawanua, Manado, Ahad (30/10/2016). (Foto: Muhammad Hilal)

Manado (30/10) -- PKS tengah mempersiapkan diri untuk menjadi partai papan atas di Indonesia pada Pemilihan Umum 2019 nanti. Hal itu disampaikan Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dalam acara Lesehan Presiden PKS di Kantor DPW PKS Sulawesi Utara, Manado, Ahad (30/10/2016).

Dalam agenda sarapan pagi yang dihadiri pengurus DPW PKS Sulawesi Utara tersebut Sohibul Iman menegaskan target perolehan suara PKS berdasarkan hasil Musyawarah Nasional adalah sebesar 12 persen. Ia menyebutkan perolehan PKS dalam Pemilihan Umum 2014 sebesar 6,79 persen adalah modal sekaligus tantangan.

Untuk mencapai target partai papan atas, Sohibul Iman menjelaskan tiga langkah utama PKS yang harus dipahami struktur DPW dan kader di Sulawesi Utara. Pertama, ujar dia, meningkatkan kemampuan kepemimpinan.

”DPP PKS membuat program sekolah kepemimpinan. Mengajak kader kita untuk tidak hanya memaksimalkan perjuangan subtansi dari program, tapi kita harus mau melakukan ‘pencitraan’. Banyak kader kita yang memimpin daerahnya sukses tapi tidak terlihat. Maka sisi kepemimpinan kita untuk tampil harus diperkuat,” jelasnya.

Kedua, ia mengajak kader PKS di segala bidang untuk tidak menampilkan sikap eksklusif. DPP PKS, ujarnya, telah membuat bidang baru yang bergerak di dakwah kultur. Agar dakwah mampu masuk ke segala lini masyarakat.

Ketiga, mengokohkan karakter kader PKS meskipun bersikap inklusif.“Kita sudah menyebar ke semua elemen, bergaul keluar dengan semua gaya. Tapi kita harus jaga diri kita. Kembali ke rumah adalah kewajiban, maka halaqah tarbiyah adalah kewajiban kita,” jelas lelaki kelahiran Tasikmalaya itu.

Selain itu, mantan rektor Universitas Paramadina itu menambahkan, Indonesia memiliki dua kekosongan, yakni kekosongan kepemimpinan dan kekosongan orang yang bekerja dengan serius. Kader PKS, papar Sohibul, harus berusaha untuk mengisi dua kekosongan tersebut.“Mari kita hadir mengisi kekosongan di negeri ini,” ajaknya.