Tiga Bulan Ini, Stagnasi Perekonomian Indonesia Berlanjut

Jakarta (8/5) - Sekretaris Bid Ekuintek-LH DPP PKS Handi Risza mengatakan tidak banyak yang berubah dari perekonomian Indonesia dalam tiga bulan terakhir, bahkan stagnasi pertumbuhan terus berlanjut. Berdasarkan data yang dirillis oleh BPS (6/5), perekonomian Indonesia hanya tumbuh sebesar 5,07% secara tahunan (yoy) di kuartal I-2019. Tetapi tercatat selama tiga bulan pertama tahun 2019, ekonomi Indonesia tumbuh negatif sebesar -0,52%. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi hampir di seluruh komponen PDB pengeluaran.

"Penurunan kondisi perekonomian nasional dalam tiga bulan pertama ini, tercermin dari sisi produksi perekonomian nasional mengalami kontraksi dari beberapa lapangan usaha, antara lain konstruksi; pertambangan dan penggalian; transportasi dan pergudangan," kata Handi di DPP PKS Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Sedangkan dari sisi pengeluaran, sambung dia, terjadi kontraksi beberapa komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor. Kontraksi tersebut menunjukkan selama tiga bulan pertama ini kebijakan ekonomi Pemerintah tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Harusnya setiap kebijakan ekonomi Pemerintah akan memberikan stimulan bagi perekonomian, tidak boleh terhalang oleh kondisi apapun.

Ia menjabarkan bahwa dari Januari hingga Maret 2019, tidak terlihat ekspansi ekonomi nasional dalam bidang usaha tertentu, perekonomian lebih banyak digerakkan oleh konsumsi rumah tangga. Belanja pemilu 2019 telah mendorong konsumsi rumah tangga untuk tumbuh, sedangkan para investor masih menahan diri untuk melakukan investasi sampai hasil pemilu khususnya Pilpres diketahui hasilnya. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 2,75% sedangkan investasi hanya tumbuh sebesar 1,65%. Adapun ekspor dan impor belum menunjukkan kinerja yang membaik, bahkan mengalami kontraksi sebesar -0,46 dan -1,62.

Adapun agenda pemerataan perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2019, masih menjadi wacana yang belum terealisasi hingga hari ini, Perekonomian nasional masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 59,03%, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,36%. Sedangkan untuk daerah lain diluar Jawa dan Sumatera, kontribusi PDB hanya mencapai 19,61%. Hal ini menunjukkan perekonomian masih terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumatera. Dalam 4.5 tahun Pemerintah belum berhasil menciptakan daerah pertumbuhan baru diluar Jawa dan Sumatera.

"Jadi selama tiga bulan pertama ditahun 2019, belum banyak perubahan yang ditunjukkan oleh Perekonomian nasional. Ekonomi masih stagnan dalam pertumbuhan sekitar 5%. Struktur perekonomian nasional tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Pertumbuhan ekonomi yang ada belum cukup kuat untuk mendorong Perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik. Perekonomian Indonesia masih akan menghadapi jalan terjal dalam satu tahun kedepan," kata dia.