Suara Lirih dari Luar Posko Mudik Kota Bekasi

Posko Mudik PKS Kota Bekasi
Posko Mudik PKS Kota Bekasi

Kepala Bidang Seni Budaya DPD PKS Kota Bekasi, Ade Hartono mendapat bagian jaga di Posko Mudik PKS Kota Bekasi, pada shift 3 dari pukul 22.00 WIB Senin (19/6/2017) hingga pukul 06.00 WIB Selasa (20/5/2017) merespons titah ketua DPC PKS Jatiasih.

Malam ke 25 Ramadhan usai mengisi ceramah di Masjid Al Muhajirin Jatikramat Jatiasih, Bekasi. ia menyusuri jalan seiring dengan mulainya denyut arus mudik.

DPC PKS Jatiasih bersama DPC PKS Bantargebang yang mendapatkan tugas jaga malam itu. Baru 37 menit memulai tugas, ada seorang lelaki berbicara dari luar posko.

"Pak minta tolong," ujar suara itu lirih.

Dengan semangat melayani, Ade menghampiri dan mempersilakan duduk.

Tak menunggu lama, Ade menggali apa yang menjadi masalahnya. Buku kunjungan ia sodorkan untuk mendapat bukti fisik.

Baru saja menuliskan nama dan umur, sang tamu langsung berhenti menulis, "Saya gemetar pak, bapak saja yang nulisnya," pintanya.

Sebotol minuman teh, oleh-oleh dari buka puasa bersama ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufrie bersama pemulung di Bantargebang itu segera Ade sodorkan untuk membasahi kerongkongan sang tamu.

Tangan tamu tampak gemetar manakala meminumnya.

Obrolan pun dibuka kembali melanjutkan yang tertunda.

"Saya mau pulang ke Jambi tadi jalan kaki, dah nggak kuat dari Jababeka Cikarang," lirihnya.

"Terus sekarang mau kemana?" pancing Ade.

"Mau ke terminal Bantar Gebang," jawabnya singkat sambil menunjuk ke arah Barat.

Langsung saja Ade pastikan, "Bapak tahu dimana arah Bantar Gebang?" karena arah yang ditunjuk tamu itu salah. Kader PKS lain yang jaga mencoba meluruskan, "Mungkin Pulo Gebang maksudnya Tadz!"

Sesaat tamu itu menyadari kekeliruannya.

Tertulis di buku kunjungan, namanya IY kelahiran tahun 1976. Melihat tangannya masih gemetar, tujuh sachet kurma takjil disodorkan untuknya.

"Saya ada masalah sama keluarga (istri ) Pak," tambahnya.

Sejurus kemudian, solusi yang ditawarkan kader PKS yaitu memesankan ojek daring. Tujuan terminal Pulogebang Jakarta Timur.

Tamu itu pun mengangguk setuju.

Pak Sugeng, seorang kader yang sedang berjaga dengan cekatan memesan ojek daring, seraya menyebutkan ongkos yang harus dibayarnya.

Tak berselang lama ojek pun tiba.

"Kang tolong anter ke Terminal Pulogebang, ini uangnya, dan kembalinya serahkan ke pak IY ini yah," pinta Ade yang diikuti anggukan sang pengemudi.

"Pak Terima kasih sudah mau membantu kami," pamit pak Irma sambil salam.