Sambut Hari Ibu, PKS Kembali Gelar Kongres Keluarga Indonesia

Ketua BPKK PKS Wirianingsih
Ketua BPKK PKS Wirianingsih

Jakarta (11/12) -- Menyambut Hari Ibu, Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP PKS akan menggelar Kongres Keluarga Indonesia (KKI) II guna menjawab tantangan dalam ketahanan keluarga di Indonesia.

Ketua BPKK DPP PKS, Wirianingsih mengatakan Kongres lima tahunan ini akan kembali digelar setelah sebelumnya pada 17 Juli 2012, PKS telah menyelenggarakan KKI I yang dibuka oleh Ibu Negara, Ani Susilo Bambang Yudhoyono.

“Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan arus globalisasi, intensitas tantangan terhadap ketahanan keluarga Indonesia juga semakin besar. Oleh Karena itu, komitmen untuk terus memperkuat ketahanan keluarga melalui pembangunan ramah keluarga harus terus didorong," ujar Wirianingsih di kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (11/12).

Ia menjabarkan beberapa contoh permasalahan keluarga di Indonesia. Menurut Puslitbang Kemenag RI, tingkat perceraian di Indonesia dalam kurun waktu 2009 – 2016 mengalami kenaikan 16 – 20 persen. Sebanyak 70 persen dari penggugat cerai adalah pihak perempuan.

Menurut data tersebut, ujar Wirianingsih, empat alasan utama pasangan Indonesia bercerai adalah hubungan tidak harmonis, tidak ada tanggung jawab, kehadiran pihak ketiga, dan persoalan ekonomi.

Kemudian berdasar data Infodatin Kemenkes, penyalahgunaan narkoba telah menyasar semua kalangan, pemuda pelajar, kelompok kerja, dan rumah tangga. Di sisi lain, revolusi teknologi digital membuat akses terhadap informasi dari seluruh dunia dan berbagai jenis konten menjadi sangat mudah.

"Termasuk anak-anak, mereka cukup familiar mengakses internet melalui berbagai gawai, sehingga menuntut setiap keluarga harus memiliki arah pengasuhan dan komunikasi antar anggotanya yang berbasis nilai-nilai relijius dan kultural yang kuat," papar perempuan yang akrab disapa Wiwik ini.

Wirianingsih menjelaskan, KKI II akan diselenggarakan pada 21 Desember 2017 di Jakarta. Tema yang diangkat adalah “Membangun Komitmen Mewujudkan Pembangunan Nasional Ramah Keluarga”.

Direncanakan hadir sebagai pembicara, birokrat-birokrat bidang terkait yang mewakili pandangan pemerintah, anggota DPR RI, akademisi, praktisi, perwakilan agama, dan perwakilan masyarakat Nusantara.

Peserta ditargetkan berjumlah 150 orang, berasal dari unsur masyarakat, seperti aktivis LSM, akademisi, praktisi keluarga, penggerak masyarakat, dan perwakilan partai politik. Pada acara kongres ini akan dibacakan deklarasi “Indonesia Pro Keluarga”.