Sambut Bonus Demografi, Pemerintah Diminta Serius Garap Isu Ketahanan Keluarga

Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani
Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani

Jakarta (17/10) -- Menyambut bonus demografi pada tahun 2020, Wakil Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat Fraksi PKS DPR RI, Netty Prasetiyani meminta pemerintah serius garap isu ketahanan keluarga. Hal ini disampaikan oleh Netty di Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (17/10/2019).

"Kalo kita berbicara tentang bonus demografi yang ada di kepala kita adalah melengkapi kebijakan dan prespektif kependudukan kita. Karena bonus demografi berhubungan dengan bertambahnya jumlah penduduk usia produktif yang lebih besar daripada usia muda dan usia lansia. Artinya yang harus diperhatikan adalah bagaimana pemerintah mengelola kualitas sumber daya manusianya dan jika kita berbicara kualitas sumber daya manusia pangkalnya ada pada keluarga," kata Aleg perempuan PKS ini.

Keluarga menurut Netty memiliki peran yang penting dalam pembentukan karkater sumber daya manusia Indonesia termasuk menjadi institusi pertama yang mengelola kualitas sumber daya manusia tersebut.

"Kita sama-sama menyadari bahwa institusi keluarga ini menjadi institusi yang menentukan baik dan buruknya sumber daya manusia kita kedepan dalam berbagai aspek, baik ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum dan keamanan, semua akan kembali pada keluarga," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Netty perhatian terhadap institusi keluarga ini menjadi sesuatu yang penting, "Karenanya isu ketahana keluarga ini menjadi sesuatu yang penting dalam membangu sdm yang unggul dan mampu berdaya saing,".

Isu ketahanan keluarga yang sudah mulai dibahas oleh BKKBN dan Bappenas melalui seminar yang digelar beberapa hari yang lalu. Menurut Netty, hal ini sejalan dengan perjuangan PKS.

"Sedari awal, PKS kan memang sudah konsen terhadap isu ketahanan keluarga ini ya. Jadi ketika pemerintah mulai memberikan perhatian terhadap isu ini akan kami dukung," tegasnya.

Sebagai penutup, Netty berharap isu ketahanan keluarga ini semakin serius digarap. Agar, bonus demografi tersebut dapat dikelola dengan baik dan bukan malah menjadi bencana demografi.

"Pertumbuhan jumlah penduduk ini menjadi pisau bermata dua, satu sisi jumlahnya besar tapi dari aspek kualitas tidak memiliki indeks daya saing yang tinggi, sebahagiannya menyebut dengan bencana demografi, dan bencana demografi ini tidak kita harapnya. Hari ini kita bisa lakukan adalah dalam memperbaiki kebijakan dan prespektif kependudukan kita," tambahnya.