Saat Sulung Presiden PKS Ikut Suntik Vaksinasi Difteri

Anak muda berkacamata dan berbaju kemeja lengan pendek warna biru keabuan itu ikut dalam antrean dokter. Ia akan diukur tekanan darah dengan sphygmomanometer atau yang dikenal dengan tensimeter seperti peserta lain yang ikut vaksinasi difteri. Anak muda itu adalah Yahya Imanuddin, anak sulung Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman.

Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPP PKS memang sedang mengadakan Vaksinasi Difteri di Gedung DPP PKS Jakarta Selatan pada Rabu (7/2/2018). Selain sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah yang menggalakkan vaksinasi difteri, vaksinasi juga untuk mengelimir penyakit difteri yang seharusnya menjadi masa lalu.

"Karena vaksinasi ini sangat bermanfaat untuk kita bersama. Sebagai entitas masyarakat, PKS ingin memberikan keteladanan terhadap parpol dan masyarakat secara umum," ungkap Wakil Ketua Bidang Kesra DPP PKS dr. Naharus Surur, M.Kes.

Usai diperiksa tekanan darah, Yahya segera beralih ke ahli medis untuk disuntik. Di balik backdrop bertuliskan "Vaksinasi Difteri Gratis", ia duduk di sana.

"Kapan terakhir divaksinasi ya? Udah lama he-he-he," ungkapnya ketika ditanya, semringah.

Ayahnya, yang sudah suntik lebih dulu, ikut bersuara. "Yang kedua hingga kelima kan masih aktif kuliah dan sekolah. Dia (Yahya) udah lulus kuliah, jadi nggak ada tempat untuk (vaksinasi) difteri. Jadi, di sini aja."

Sohibul Iman sendiri mengimbau kader dan simpatisan partainya untuk ikut serta mensukseskan program Outbreak Response Immunization (ORI) difteri. Program vaksinasi difteri harus digalakkan karena wabah difteri yang melanda sejumlah provinsi di Indonesia.

"PKS tidak anti vaksin, program ini dibuat untuk memberikan penyadaran kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya vaksinasi difteri ini," ujar Sohibul Iman usai divaksin difteri.

Yahya pun menyingkapkan lengan bajunya, menariknya lebih ke atas setelah diminta oleh tenaga medis. Ia tersenyum agar meredakan ketegangan dalam dirinya.

"Bismillahirrahmanirrahim.."

Jarum suntik yang tajam itu segera mendarat, menusuk lengan tangan kirinya. Ia meringis. Usai disuntik, Yahya diminta ahli medis memegang lengan bekas suntikan tadi.

"Tentu saja biar sehat dan imun aja," tutur Yahya yang baru saja lulus dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Manajemen Rekayasa Industri dan ingin melanjutkan ke S2-nya di Southampton Inggris itu.