Proyek Tol Wajib Utamakan Keselamatan Penerbangan

Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jateng, Muhammad Rodhi mengingatkan semua pihak agar mengutamakan perjalanan penerbangan. Mengingat hal itu sudah menjadi ketetapan penerbangan internasional yang dianut negara-negara di dunia. Keamanan penerbangan itu tidak bisa diganggu gugat dan lebih diutamakan.

“Apabila ada kegiatan di sekitar bandara atau jalur penerbangan yang berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan pasti dilarang,” katanya, Sabtu (13/5). Apa yang dilontarkan Rodhi ini menanggapi polemik soal tak kunjung dibangunnya proyek overpass I Sobokerto Jalan Tol Solo Kertosono (Soker) di wilayah Ngemplak, Boyolali.

Pihak Angkasa Pura Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo menilai pembangunan overpass bisa membahayakan penerbangan karena alat yang digunakan untuk memasang pilar ketinggianya di atas ketentuan keselamatan penerbangan. Sampai saat ini pihak pelaksana proyek Tol Soker sedang memikirkan cara bagaimana proyek tetap berjalan dan tidak mengganggu penerbangan di bandara tersebut.

“Pendapat saya pihak pelaksana tol bisa mencari alternatif yang logis dan murah dalam perencanaan proyek overpass di Ngemplak. Pemasangan pilar bisa dilakukan dengan mengebor tanah. Sudah ada teknologi, dan sudah ada yang memakainya kok,” katanya. Rodhi yakin pembangunan overpass Sobokerto I bisa dilaksanakan sesuai jadwal.

Apalgi Angkasa Pura juga sudah memberikan izin pembangunan proyek dengan sejumlah syarat. “Saya mendengar izinnya sudah keluar, bahkan pelaksana proyek bisa bekerja. Tapi apakah waktu yang diberikan untuk mengerjakan proyek itu yang masih jadi kendala, saya pikir bisa dicarikan solusi,” imbuhnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen Bedru Cahyono mewakili Kasatker Pembangunan Jalan Tol Soker, Kementerian PUPR, Agung Sutarjo membenarkan, adanya izin yang keluar dari pihak bandara yang mengharuskan pembangunan pemasangan pilar overpass pada pukul 00.00-05.00. Pihaknya sedang mengkaji pelaksanaannya karena berpengaruh kepada aktivitas penduduk setempat di malam hari.

“Kalau bisa pekerjaan tetap jalan, tetapi pada pagi sampai sore hari. Jika pekerjaan proyek pada malam hari jelas mengganggu ketenangan warga. Ini sedang dikaji terus,” katanya. Terpisah, Purwadi, warga Sambi, Boyolali mengeluhkan, belum kelarnya proyek overpass yang terletak di jalur utama menuju objek wisata Waduk Cengklik.

“Sampai sekarang proyeknya berhenti total, tak ada tanda-tanda pekerjaan. Padahal jalan umum sudah ditutup dan dialihkan ke jalur alternatif. Kami sebagai warga ingin tahu apakah proyek itu jadi dikerjakan,” katanya.

Sumber: Harian Suara Merdeka