PP Muhammadiyah Pesankan Peran Check And Balances ke PKS

Jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS yang dipimpin Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman diterima oleh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Jakarta, Rabu (4/12) (PKSFoto)
Jajaran Dewan Pimpinan Tingkat Pusat PKS yang dipimpin Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman diterima oleh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dipimpin Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir di Jakarta, Rabu (4/12) (PKSFoto)

Jakarta (4/12) - Partai Keadilan Sejahtera memiliki satu napas perjuangan dengan Muhammadiyah dalam menjalin kehidupan berbangsa yang lebih demokratis melalui reformasi pada dua puluh tahun silam.

Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat mendapatkan kunjungan silaturahim kebangsaan dari Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS.

"Dua dasawarsa kami dulu adalah satu napas, Muhammadiyah, PKS dan segala komponen bangsa menjalin kehidupan yang lebih demokratis," kata Haedar di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).

Pertemuan PKS dan Muhammadiyah, kata Haedar, membahas soal sistem checks and balances untuk mewujudkan tatanan penyelenggaraan negara yang saling mengontrol dan menyeimbangankan pelaksanaan kekuasaannya masing-masing.

"Kami tadi berdiskusi dalam konteks konsolidasi, dalam demokrasi jangan lupa semangat reformasi di mana negara menjadi check and balances. Ada proses kekuatan aspirasi society yang kuat. Pada saat yang sama kita ingin ada pemerintahan yang good governance," kata dia.

Haedar menjelaskan bahwa Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan PKS sebagai partai yang berbasis Islam ingin tetap mengintegrasikan antara keislaman dan keindonesiaan.

"Nah, cita-cita reformasi ini jangan padam menjadi spirit kita bersama. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, PKS sebagai partai yang basisnya juga Islam tentu kita ingin berusaha bersama dengan kekuatan lain mengintegrasikan keislaman dan keindonesiaan," kata dia.

"Bagi Muhammadiyah, juga satu visi dengan PKS, urusan Indonesia dengan ideologi dasarnya Pancasila sudah selesai," ujar dia menambahkan.