PKS : Jenazah ABK dibuang ke Laut, Indonesia harus Tegas ke Cina

Semarang - Ditengah perang melawan pandemi korona berita buruk menimpa WNI yang bekerja di kapal tangkap asing. Berita pembuangam mayat ABK yang ramai di media sosial menambah perih luka akibat korona karena ulah Cina.

"Kapal ikan Tiongkok telah melecehkan Indonesia dengan memberlakukan jenazah warga negara lain secara brutal, tidak manusiawi dan pasti melanggar HAM" kata Riyono Ketua DPP PKS Bidang Pekerja Petani dan Nelayan.

Kasus kematian ABK di kapal asing bukan kali ini saja. Ini ibarat gunung es yang sebenarnya sungguh mengerikan. Ada 21.994 ABK tahun 2019 yang bekerja di kapal ikan asing Taiwan yang rawan praktek perbudakan dan kekerasan di kapal ikan asing. Bahkan saat ini ada 12.594 ABK yang berhenti tidak bekerja karena covid 19.

"Perlakuan perbudakan dan kekerasan dalam kapal ikan asing sudah lama terjadi, bahkan ada kasus kematian ABK yang jasadnya hilang tidak diketemukan, di duga di bunuh kemudian di buang ke laut, saya sendiri yang mengadvokasi dan akhirnya perusahaan mau membayarkan asurasi dan sisa gajinya" keluh Riyono.

Bahkan laporan riset temen - temen Greenpeace Asia Tenggara menyebutkan ada ABK meninggal sampai membusuk dan jenazahnya di masukan dalam freezer campur ikan. Perbudakan modern di kapal ikan asing sudah sangat merugikan dan tidak berperikemanusian.

"Indonesia harus tegas ke Cina, minta Surat Izin Kapal tangkap dan bisnis kapal yang ternyata juga melakukan Illegal Fishing harus di bekukan oleh Cina sebagai bentuk keseriusan mereka merespon kasus yang menimpa WNI" tegas Riyono Aleg PKS Jawa Tengah.