PKS Banten Gelar Upacara HUT RI di Gunung Anak Krakatau

Kader PKS Banten mengikuti rangkaian upacara peringatan pHUT ke-72 RI dengan khidmat di Gunung Anak Krakatau, Kamis (17/8) (Humas PKS Banten)
Kader PKS Banten mengikuti rangkaian upacara peringatan pHUT ke-72 RI dengan khidmat di Gunung Anak Krakatau, Kamis (17/8) (Humas PKS Banten)

Serang (18/08) – DPW PKS Banten kembali melaksanakan upacara peringatan kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia. Peringatan kali ini terasa lebih berkesan dari biasanya. Jika sebelumnya pelaksanaanya hanya dilaksanakan di halaman Kantor DPW PKS Banten, namun pada tahun 2017 dilaksanakan di Gunung Anak Krakatau.

Menurut Ketua Humas PKS Banten Yoga Utama, rombongan terbagi menjadi dua. Rombongan pertama berangkat pukul 22.00 WIB dan bermalam di Masid Al Husaini dekat pantai carita. Kemudian rombongan kedua berangkat pukul pagi dini hari sekira pukul 03.00 WIB. "Untuk selanjutnya istirahat sejenak di sana usai melaksanakan shalat Subuh berjamaah kita ke laut menggunakan speed both,” kata Yoga, Kamis (17/8/2017)

Setelah melakukan pengecekan persiapan peserta, tepat pukul 06.00 WIB, rombongan sebanyak 40 kader PKS Banten menuju ke Gunung Anak Krakatau untuk memperingati detik-detik kemerdekaan di gunung sejarah tersebut.

Yoga menambahkan, Ketua Umum DPW PKS Banten Miptahuddin ikut hadir dan menjadi komandan upacara. “Di lokasi ini kita melakukan upacara detik-detik Proklamasi dan dilanjut dengan aksi sosial lingkungan dengan membersihkan sampah yang berserakan di lokasi,” kata Yoga.

Dengan mengendarai speed both, peserta upacara memerlukan waktu sekitar dua jam dalam menyeberangi lautan. Setelah itu dilanjutkan perjalanan pendakian Gunung Anak Krakatau.

Pendakian kali ini terasa lain, karena di gunung anak krakatau hanya terdapat material pasir dan bebatuan yang menyebabkan panas begitu menyengat kulit hingga membuat tenggorakan selalu kering. Namun justru kondisi ini malah membuat semua peserta semakin berkesan dalam memperingati detik-detik kemerdekaan RI.

Ketua Umum PKS Banten Miptahuddin mengatakan Gunung Anak Krakatau sengaja dipilih untuk merayakan peringatan 17 Agustus tahun ini karena gunung tersebut memiliki sejarah yang mendunia dan ada di Provinsi Lampung namun lebih mudah diakses dari provinsi Banten.

Menurutnya, Gunung Anak Krakatau merupakan salah satu ikon destinasi wisata di Banten yang menjadi tujuan turis baik domestik maupun asing. Kisah gunung ini begitu mendunia saat meletus beberapa tahun silam.

Kedahsyatan letusan Gunung Krakatau tersebar hingga ke seluruh penjuru bumi. Suara dentumannya yang terdengar sampai Diego Garcia di Samudra Hindia, bahkan gelombang tsunami yang ditimbulkannya dilaporkan mencapai pesisir Afrika Selatan dan Selat Channel yang membelah Inggris dan Prancis. Kisah dahsyatnya letusan Gunung Krakatau ternyata pernah terjadi di tahun 416 Sebelum Masehi.

"Cerita ini dilukiskan dalam Kitab Pustaka Raja Purwa. Kitab ini melukiskan dahsyatnya dampak yang ditimbulkan oleh letusan Krakatau hingga mampu memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera. Tulisan ini membuat banyak ahli percaya bahwa kedua pulau ini merupakan satu rangkaian," tutup Miptah.