Pesan Abdul Fikri Bagi Generasi Muda di Era MEA

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih

Semarang (13/9) – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyelenggarakan Lomba Debat Berbahasa Inggris Antar Mahasiswa Tingkat Nasional atau National Universitied Debating Championship 2017 (NUDC) ke-10 yang berlangsung di Universitas PGRI Semarang, mulai dari 3 hingga 8 September 2017. 

Acara ini bertujuan untuk menjawab tantangan global yang menuntut lulusan Perguruan Tinggi (PT) untuk mampu berfikir kritis dan berkomunikasi secara efektif. Selain itu, lulusan PT juga diharapkan mampu menggunakan kemampuan kritis mereka dalam merespon isu-isu global. 

Terdapat 112 universitas perwakilan dari seluruh Indonesia, di mana peserta NUDC harus mengikuti proses seleksi wilayah terlebih dahulu di 14 Kopertis  se-Indonesia. Semua tim harus melalui 9 babak penyisihan dan 3 babak eliminasi, hingga tercapai empat tim yang lolos ke fase grandfinal untuk diberangkatkan oleh Kemristekdikti ke tingkat dunia di Meksiko pada Desember 2017 mendatang. 

Empat tim yang lolos tersebut adalah Universitas Indonesia (Juara I), Universitas Negeri Malang (Juara II), Institut Teknologi Surabaya (Juara III), dan Universitas Gadjah Mada (Juara IV). 

Melihat potensi besar pemuda Indonesia untuk bersaing di dunia internasional itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih menyampaikan generasi muda Indonesia memiliki kompetensi yang ketat dalam dunia kerja, khususnya setelah diberlakukannya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 silam.  

“Dan kendala terbesar bagi calon tenaga kerja di kawasan ini adalah bahasa. Bahasa Inggri adalah tuntutan utama yang harus dipenuhi oleh sumber daya manusia kita bila mau ikut berkompertisi di bursa kerja ASEAN,” jelas Abdul Fikri dalam pidato penutupan acara NUDC 2017,  Semarang, Kamis (7/9). 

Setidaknya, tambah Abdul Fikri, terdapat tiga manfaat ketika generasi muda menguasai Bahasa Inggris. Pertama, sebagai kunci penguasaan ilmu dan teknologi; kedua, sebagai alat untuk bisa bekerja di level yang lebih luas dan tinggi; ketiga, sebagai kompetensi untuk memasarkan kekayaan budaya dan produk Indonesia ke luar negeri. 

“Maka, seluruh partisipan NUDC ini punya peluang untuk menguasai IPTEK, menjadi tenaga kerja profesional, mempromosikan nama dan kehebatan Indonesia, khususnya kekayaan dan keindahan alam Indonesia ke dunia luar,” jelas wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jateng IX yang meliputi Kota/Kab Tegal dan Kab Brebes ini. 

Oleh karena itu, Abdul Fikri mendorong agar kementerian terkait dengan dunia pendidikan serta kepemudaan dapat mendukung kegiatan positif seperti ini dalam rangka untuk menaikan kompetensi global generasi muda Indonesia dalam era pasar bebas seperti sekarang ini. 

“Apalagi pemenangnya akan terus berpeluang mengharumkan nama perguruan tinggi di dunia internasional. DPR, khususnya Komisi X, menekankan agar kementerian terkait serius untuk mendukung anak-anak muda prestatif ini,” jelas Anggota Fraksi PKS DPR RI ini. 

Selain empat tim yang dibiayai oleh Kemristekdikti untuk berlaga di WUDC 2017 itu, terdapat pula beberapa universitas yang secara mandiri mengikuti WUDC 2017. Mereka adalah Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung, Universitas Bina Nusantara, dan Institut Pertanian Bogor.