Pemerintah Harus Serius Carikan Solusi Permanen Atasi Kekeringan Jateng

Semarang (09/10) -- Kekeringan yang melanda Provinsi Jawa Tengah, mengancam lebih dari 2 juta jiwa masyarakat. Melihat hal tersebut, Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso mendesak Pemerintah Provinsi Jateng untuk serius menyelesaikan permasalahan kekeringan yang terjadi di Jateng.

"Rata-rata sumur kering, sumber air kering, apalagi di kawasan kars belum terjangkau, kita harus kerja keras. Kita harus mencari solusi untuk menemukan atau membuat sumber air permanen. Karena kekeringan ini selalu berulang tiap tahun bahkan trendnya naik," tegasnya di Semarang, Selasa (08/10/2019).

Sampai akhir September ada 1259 Desa, 360 Kecamatan 22 Kabupaten/Kota mengalami Kekeringan di Jawa Tengah, sebanyak 545.581 KK terdampak, 2,056 Juta Jiwa. Menurut Politisi PKS itu, kekeringan ini adalah kondisi terparah dalam 5 tahun terakhir.

"Dampak Kekeringan tahun ini memang paling dahsyat selama 5 tahun, selain karena kemarau yang sangat panjang, kondisi air tanah kita yang semakin menipis," ungkap pria asal Wonoogiri itu.

Menurut data yang dihimpun anggota Fraksi PKS ini, sampai dengan 30 september 2019 , 7 waduk dalam kondisi kosong, 16 waduk dalam kondisi dibawah rencana, dan hanya 18 waduk yang sesuai rencana. Waduk yang kosong itu antara lain waduk Tempuran, Simo, Parangjoho, Kedunguling, Ngancar, Kembangan dan Botok.

Sedangkan 16 waduk yang dibawah rencana terdiri dari 4 waduk besar Malahayu, Wonogiri, Sempor dan Sudirman dan 12 waduk kecil antara lain Gembong, Gunungrowo, Greneng, Butak, Krisak, Delingan, Brambang.

"Volume dibawah rencana itu artinya kurang dari 85% rasio ketersediaan air bersih berdasarkan volume rencana, singkatnya volume air kurang," lanjutnya.

Menurutnya penyelesaian Kekeringan di Jawa Tengah ini bisa di atasi dengan keterlibatan semua pihak melalui pengangkatan sumber air, menarik air dari sumber terdekat dan juga membuat embung dan waduk untuk menampung air bersih.