Pekerja di Papua Dibunuh, Politisi PKS Heran Polisi Tak Beri Perlindungan

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS, Nasir Djamil

Jakarta (04/12) -- Puluhan pekerja proyek Istaka Karya menjadi korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Informasi awal, mereka dibantai karena diduga kepergok memfoto upacara hari ulang tahun KKB di dekat lokasi proyek.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Djamil merasa prihatin dengan kejadian tersebut. Menurut dia, kejadian ini membuktikan TNI belum mampu melumpuhkan kelompok bersenjata di Papua.

"Ini menunjukkan bahwa aparat negara dalam hal ini kepolisian, TNI ternyata belum mampu melumpuhkan kelompok-kelompok bersenjata yang ada di sana," kata Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/12).

Nasir merasa heran keamanan pekerja belum terjamin dengan baik padahal berada di kawasan yang masih rawan kelompok bersenjata. Karena itu, dia menyarankan adanya pengusutan tuntas.

"Kenapa kemudian pihak keamanan dalam hal ini kepolisian, tidak memberikan perlindungan yang maksimal. Oleh karena itu perlu diusut dari sisi apa namanya perlindungan dan juga bagaimana aparat kepolisian bekerja untuk melindungi warga di sana dan khususnya para pekerja," ungkapnya.

Menurutnya lokasi proyek dekat dengan lokasi kelompok pemberontak memang harus terus dijaga. Sehingga tak terjadi lagi kejadian seperti ini.

"Jadi memang proyek-proyek strategis, ya tentu harus mendapat pengawalan. Karena itu ini kan nanti kemudian orang akan berspekulasi ada apa ini, apakah ini ada 'kelompok-kelompok tertentu', yang tidak mendapatkan gula pembangunan di sana dia mengganggu, atau memang ada murni bahwa itu adalah sebuah kelompok yang memang masih menuntut pemisahan," ujarnya.

Meski begitu, Nasir tetap berharap kepolisian bisa segera menangkap pelaku. Serta menuntaskan masalah secara transparan.

"Kita berharap semua dilakukan secara transparan. tidak ada lagi upaya-upaya untuk menutup-nutupi pelakunya dan apa kaitannya sehingga pelaku membunuh puluhan tersebut," ucapnya. 

Sumber: merdeka.com