One Day No Car, Solusi Kurangi Macet Tangerang Selatan

TANGERANG SELATAN (28/4) – Tingkat kemacetan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tergolong tinggi. Titik kemacetan tersebar di tujuh kecamatan, mulai Serpong Utara, Muncul, Ciputat, hingga Pamulang. Kondisi ini disebabkan infrastruktur jalan yang kurang baik, meningkatnya volume kendaraan, dan perilaku pengemudi yang belum tertib berlalu lintas.

“Penyebab kemacetan di Tangsel diantaranya karena infrastruktur jalan yang kurang baik, meningkatnya volume kendaraan, hingga perilaku pengemudi yang tidak tertib lalu lintas. Hampir sepanjang hari, saya juga merasakan bertambahnya kemacetan di Kota Tangsel,” demikian kata Mantan Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel, Ruhamaben saat ditemui di Tangsel, Senin (27/04).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akrab disapa Bang Rama itu menawarkan solusi penataan transportasi agar tingkat kemacetan di Tangsel bisa menurun. Menurutnya, di Tangsel harus ada penambahan ruas jalan. Hal ini membutuhkan “energi” APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) yang besar, terutama untuk pembebasan lahan.

“Selain itu, perlu ada pemisahan ruas primer dan ruas sekunder. Artinya, orang yang ke Jakarta jangan bebani ruas dalam kota. Caranya bisa dengan perbaikan fasilitas stasiun kereta yang nyaman, juga busway bisa kombinasi di tol,” jelas Alumni Technische Universiteit Delft (Universitas Teknik Delft) Belanda itu.

Bang Rama menjelaskan nantinya terminal didekatkan dengan pintu tol, tujuannya memudahkan bus-bus antarkota bisa langsung masuk tol. Selain itu, lanjutnya, untuk mengurai kemacetan di persimpangan padat perlu dibuatkan underpass atau fly over (jalan layang).

“Saya sudah menyiapkan konsep gagasan grafisnya supaya mudah menjelaskan ke pihak-pihak yang membutuhkan,” ujar Calon Walikota Tangsel dari PKS tersebut.

Menurut Bang Rama, untuk mengatasi tingkat kemacetan tidak hanya diserahkan ke pemerintah, tetapi masyarakat juga harus terlibat mengatasi kemacetan yang kian parah. Misalnya, ada program ‘Berangkat Bareng’ dan One Day No Car.

“Program ‘Berangkat Bareng’ bertujuan agar mobil-mobil terisi penuh. Untuk informasi ke warga bisa melalui website komunitas ‘Berangkat Bareng’. Waktu di Belanda saya ikut komunitas seperti itu. Ada juga program One Day No Car, pakai sepeda ke tempat kerja, terutama pada hari Senin. Nantinya, ada pengaturan zonasi yang baik. Misalnya, zonasi pusat belanja dipisahkan, pasar, sekolah, dan perkantoran, agar arus kendaraan tidak ngumpul di satu titik,” gagasnya.

Sementara itu, salah satu warga Tangsel mengeluhkan kemacetan kota yang mendatangkan berbagai kerugian, baik secara umum maupun sektor usaha. Seperti yang dialami Lintang (47 thn), warga Ciputat Timur yang mengeluhkan kondisi jalan sering macet, terutama saat jam kerja.

“Lewat dari Bunderan Unpam (Universitas Pamulang) ke Rumah Sakit Sarih Asih aja butuh waktu satu jam. Apalagi kalau weekend parah banget,” ujarnya. 

Sumber: Humas PKS Tangerang Selatan