Momen Maulid, HNW: PKS akan Konsisten Perjuangkan Aspirasi Umat

Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid saat memberikan sambutan dalam Peringatan Maulid Nabi SAW di kantor DPP PKS Jakarta, Ahad (13/1) (M Hilal/PKSFoto)
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid saat memberikan sambutan dalam Peringatan Maulid Nabi SAW di kantor DPP PKS Jakarta, Ahad (13/1) (M Hilal/PKSFoto)

Jakarta (12/01) -- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) memastikan PKS tidak akan terus diam dalam merespons berbagai masalah umat di Indonesia. Melalui perjuangan legislatif, Hidayat menambahkan Fraksi PKS berkomitmen memperjuangkan kepentingan umat.

"PKS akan terus istikamah memperjuangkan apa yang menjadi mandat dan amanah umat. Kami di Fraksi ada hari aspirasi, kami akan dengar dan perjuangkan. Kami kemarin membantu proses pembuatan visa umrah yang karena peraturan baru menjadi menyulitkan, insyaAllah akan lebih banyak aspirasi umat yang akan kami perjuangkan," kata Hidayat dalam peringatan Maulid Nabi SAW di Kantor DPP PKS, Ahad (13/01/2019).

Lewat momen peringatan Maulid Nabi SAW, Wakil Ketua MPR RI ini menyampaikan refleksi terkait kondisi umat Islam di Indonesia. Baginya saat ini kondisi umat belum baik-baik saja. Salah satu indikatornya adalah kriminalisasi ulama yang masih sering terjadi.

"Tidak boleh ada ulama yang dikriminalisasi, jelas itu melanggar Pancasila kita. Sedangkan buku yang berisi ajaran PKI menyebar dan diamankan oleh TNI, malah ribut, jelas itu telah bertentangan dengan Pancasila," terangnya.

Alumnus Pondok Pesantren Gontor ini mengingatkan jika semangat Maulid Nabi SAW adalah semangat perjuangan dan kemenangan umat. Hidayat menjelaskan, melihat akar sejarahnya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digagas pertama kali oleh Shalahuddin Al-Ayyubi untuk memperingati kemenangan umat.

"Peringatan Maulid ini sejak awal untuk memperingati umat ini untuk menang. Shalahudin Al-Ayyubi melakukan peringatan Maulid untuk menyemangati umat saat itu yang akan menghadapi perang salib," ungkap Hidayat.

Semangat tersebut, menurut Hidayat masih relevan dengan kondisi umat saat ini, baik umat di dunia maupun kondisi umat di Indonesia.

"Kondisi Palestina dan Alqsha saat ini semakin terancam, apalagi setelah Amerika dan Israel keluar dari UNESCO. Semangat peringatan Maulid ini, harus kita jadikan momentum untuk membebaskan Palestina," katanya.