Masyarakat Jangan Panik Soal Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram
Semarang (19/9) - Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah Hadi Santoso meminta masyarakat tidak panik karena terjadinya kelangkaan liquid petrolium gas (LPG) bersubsidi kemasan tabung berkapasitas 3 kilogram.
“Masyarakat jangan panik, jika tidak ada di pengecer silahkan datang ke pangkalan atau SPBU terdekat,” kata Hadi di Kota Semarang, Senin (18/9/2017).
Menurut Hadi, saat ini, kelangkaan elpiji terjadi dimana-mana terjadi karena selain ada permintaan yang naik.
“Selain itu juga karena masih ruwetnya sistem distribusi, permintaan LPG 3 kg naik karena berbondong-bondongnya beralih dari listrik ke elpiji 3 kg, misalnya laundry, penyedot air di sawah, open roti dan UMKM,” ujar legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.
Beberapa daerah yang sempat mengalami kelangkaan LPG 3 kg adalah Kudus, Jepara, Kota Semarang dan Kota Salatiga, sehingga di daerah-daerah tersebut sudah dilakukan ooperasi pasar oleh dinas terkait.
Lebih lanjut, Hadi mengatakan bahwa berdasarkan data dari Dinas ESDM Provinsi, Jateng sebenarnya sudah lebih dari 7 persen dari kuota elpiji yang ditentukan.
Atas kondisi kelangkaan tersebut, Hadi meminta pemerintah untuk menggiatkan operasi pasar, terutama di daerah yang saat ini banyak mengalami kelangkaan. “ Juga perlu ada tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mempermainkan stok atau menimbun elpiji,” pungkasnya.
Sebelumnya, PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV telah menggelar operasi pasar di sejumlah wilayah di Jateng untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg.
Operasi pasar akan dilakukan di daerah yang mengalami kelangkaaan dengan menambah 335.560 tabung elpiji bersubsidi itu. Selama periode 7-15 September 2017, Pertamina MOR IV menyalurkan penambahan fakultatif sebanyak 335.560 tabung.