Legislator Wonogiri Ajak Petani Kembangkan Lada

Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri dari Fraksi PKS Nyamik
Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri dari Fraksi PKS Nyamik

Wonogiri (23/1) - Sebagian besar petani perkebunan di Jatipurno, Wonogiri, Jawa Tengah mulai resah dengan kondisi yang ada. Dari mulai tingginya biaya produksi, seperti harga bibit, pupuk dan pestisida sampai cuaca yang tidak menentu. Ditambah rendahnya harga jual di saat musim panen tiba, terlebih untuk kawasan Jatipurno sebelah utara di kaki Gunung Lawu serangan hama kera sampai saat ini belum bisa ditanggulangi, akhirnya banyak lahan perkebunan yang ditelantarkan.

“Saat ini yg masih menjadi pribadona di lahan perkebunan adalah cengkeh. Tapi harga jual saat panen sangat tidak stabil, terlebih ada rencana dari salah satu perusahan yang sedang mencanangkan bantuan bibit cengkeh besar-besaran, ditambah dengan bantuan pendampingan penyuluh lapangan," kata Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri dari Fraksi PKS Nyamik, di Wonogiri, Ahad (22/1/2017).

Nyamik khawatir lima tahun ke depan harga cengkeh akan anjlok karena stok yang sangat melimpah ruah, dan yang lebih khawatir lagi akan terulang kembali monopoli cengkeh seperti jaman orde baru dulu, yang buntutnya masyarakat membabat habis pohon cengkeh miliknya.

"Padahal sudah mengeluarkan biaya pemeliharaan yang sangat mahal. Terlalu banyak mafia di tata niaga cengkeh. Sehingga mimpi indah petani tidak pernah tercapai. 10 tahun yang lalu kalau panen petani bisa membeli perhiasan, mobil atau minimal motor, tapi saat ini untuk sekedar menabung saja susah," kata dia.

Anggota Komisi IV yang membawahi bidang Kesejahteraan Rakyat ini mengaku setelah mempelajari dan mencari penjelasan dari beberapa pakar ternyata baru bisa mengembangkan tanaman perkebunan alternatif. "Yaitu lada, ini juga dikarenakan seluruh wilayah Jatipurno cocok untuk budidaya tanaman lada. Di mana harga bibit terjangkau, hemat pupuk, biaya pemeliharaan murah, dan terlebih harga jualnya bagus dan lebih stabil,"kata dia.