Jelang Rakorwil, PKS Jateng Gelar Diskusi Santun Bermedia Sosial

Sekolah digital di PKS Jawa Tengah (ilustrasi)
Sekolah digital di PKS Jawa Tengah (ilustrasi)

Semarang (17/3) - Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Tengah Kamal Fauzi mengimbau kepada pimpinan, kader, tokoh dan simpatisan PKS terutama di Jawa Tengah, untuk tetap santun dalam penggunaan bahasa di media sosial.

“Silakan lanjutkan menggunakan media sosial untuk menebar kebaikan, namun etika santun dalam berbahasa juga harus tetap dilanjutkan,” ujarnya di sela-sela persiapan Rakorwil PKS Jateng 2017, Jumat (17/3/2017).

Hal lain yang juga harus diperhatikan oleh kader, pimpinan, simpatisan dan tokoh, kata Kamal, adalah pengetahuan tentang media sosial yang termanajemen rapi. Baik itu dari lembaga tertentu atau sekelompok orang tertentu.

Bentuk yang berupa akun anonim, kalimat yang mengandung ujaran kebencian (hate speech), serangan secara personal, serangan acak, apalagi yang mengandung SARA, memecah belah kehidupan berbangsa, harus diketahui dengan benar. Untuk itulah, suka atau tidak, harus memahami dinamika politik lokal, nasional hingga global.

Pentingnya hal tersebut dalam keseharian, membuat Ketua Bidang Humas PKS Jateng, Hadi Santoso menggelar diskusi internal tentang “Etika Bermedia Sosial” untuk kader dan pengurus. “Agar tidak terjebak dalam pancingan atau serangan-serangan orang yang tidak bertanggung jawab. Tanggapi hanya yang baik, yang bersifat negatif, diamkan,” tegasnya.

Selain itu, pada diskusi internal bermedia sosial PKS Jateng, akan disosialisasikan Buku Panduan Bermedia Sosial versi terbaru. Jika sebelumnya, kader dan pengurus telah mendapatkan Buku Panduan versi 2.0, saat ini dimutakhirkan dengan versi terbaru. Dengan ini, diharapkan, seluruh pengurus dan kader dapat melanjutkan menggunakan media sosial untuk menebar kebaikan.

Rencananya, menurut Hadi, diskusi media sosial tersebut akan digelar pada Sabtu (18/3/2017) di Kantor DPW PKS Jateng, Jalan Kelud Utara No 46 Petompon, Gajah Mungkur, Kota Semarang.

“Kita mengajak kepada seluruh relawan digital di 35 daerah di Jateng untuk bersama-sama menggunakan media sosial dengan cara yang lebih baik dan santun,” ujarnya lagi.

Sebagai informasi, Indonesia menempati urutan keempat pengguna Facebook terbesar setelah USA, Brasil dan India. Hal tersebut adalah data yang dikemukakan oleh Kementrian Kominfo pada beberapa waktu lalu, oleh Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP).

Hadirnya berbagai fitur baru di Facebook, seperti Facebook live, dan fitur tampilan baru lainnya, membuat banyak orang aktif menggunakan Facebook. Hal ini juga senada dengan hasil survei internal PKS Jateng. 94,5 % tokoh dan pimpinan partai menggunakan akun Facebook, dan 60% nya aktif di sana.

Selain itu, naiknya penggunaan fitur WhatsApp, Instagram, Path, juga semakin mempertinggi traffic informasi di dunia maya. Semangat kebanyakan orang adalah menebarkan kebaikan, sehingga ketika membaca informasi yang baik, dengan bersegera mengirimkan info tersebut ke jaringannya. Bersegara seringkali tanpa pikir panjang, tanpa tahu ada hal-hal lain yang bersinggungan atau akan berakibat buruk dikemudian hari.

Ditambah lagi informasi yang bersifat bohong (hoax), menambah ramainya peredaran informasi sehari-hari. Mabes Polri hingga maret ini telah menerima 4000 laporan tentang berita hoax, dan 400 diantaranya sudah diproses. Hal tersebut dijelaskan oleh Brigjen Pol. Rikwanto, di Jakarta. Angka ini menunjukkan bahwa sangat banyak berita yang beredar setiap harinya, hingga setiap orang, sebaiknya mampu mempunyai filter sendiri dalam menanggapi informasi.