Instruksi Presiden PKS: Tiada Hari Tanpa Kampanye Akbar

Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dalam Konsolidasi Kader Depok, Sabtu (23/3) (Donny/PKS foto)
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dalam Konsolidasi Kader Depok, Sabtu (23/3) (Donny/PKS foto)

Depok (23/3)- Rangkaian Pemilu 2019 memasuki masa kampanye rapat akbar di seluruh Indonesia. Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman menginstruksikan kepada seluruh kader dan simpatisan PKS untuk terus menggelorakan kerja pemenangan dengan cara tiada hari tanpa kampanye akbar.

"Kita memasuki babak akhir pemenangan. Kader-kader PKS sudah melaksanakan kampanye. Sekarang tiada hari tanpa kampanye akbar. Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri menegaskan agar semua semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk memohon kemenangan," papar Sohibul Iman dalam Konsolidasi Kader PKS Depok, di Hotel Bumi Wiyata, Sabtu (23/3/2019).

Sohibul Iman menekankan terkait pentingnya konsolidasi kader dan struktur beberapa pekan jelang Pemilu. Bagi Sohibul, konsolidasi kader dan struktur memiliki tiga makna strategis.

Pertama, konsolidasi dilakukan saat mengalami kesulitan dan mengubahnya menjadi jalan kemenangan. Hal ini terinspirasi dari konsolidasi Rasulullah SAW dan sahabat saat perang Uhud.

Pada saat itu, jelas Sohibul, para Sahabat Rasulullah tetap diminta siaga meski sudah terpukul. Hasilnya, saat ada serangan mendadak, pasukan Muslimin berhasil memukul mundur musuh.

"Sehingga tersebar kabar kaum Muslimin yang kalah dalam perang Uhud, ternyata masih memiliki kekuatan yang dahsyat. Pelajarannya, konsolidasi ternyata bisa membalik kekalahan menjadi kemenangan," ujar dia.

Kedua, konsolidasi dilakukan saat menyambut kemenangan. Konsolidasi ini digelar guna mencapai target yang akan dicapai.

"Ketiga kita ingin memastikan lewat konsolidasi ini bahwa PKS tetap berada dalam track yang benar," terang mantan Wakil Ketua DPR RI ini.

Selain itu, Sohibul Iman ingin agar kader dan simpatisan terus menggelorakan kampanye gagasan yang dikemas dalam PKS 8.

Kampanye gagasan ini terdiri dari Perlindungan Ulama, Tokoh Agama dan Simbol Agama melalui RUU (P), Kendaraan motor pajaknya dihapus (K), SIM berlaku seumur hidup (S) dan bebas pajak penghasilan bagi pekerja berpendapatan hingga Rp 8 juta (8).

"Terus kenalkan kampanye gagasan dan kreatif, inovatif dan simpatik kepada seluruh masyarakat Indonesia," papar Sohibul.