Hari Parlemen Indonesia sebagai Pengingat Akan Amanat Kedaulatan Rakyat

Jakarta (17/10) -- Anggota DPR-RI dari Dapil Sumatera Barat II, Hj. Nevi Zuairina, menyoroti Hari Parlemen Indonesia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober sebagai tonggak pengingat para legislator di semua level untuk memegang teguh akan perjuangan amanat rakyat. Perjuangan yang dimaksud adalah bagaimana peran-peran parlemen sebagai pembuat undang-undang, melakukan berbagai pengawasan dengan santun, dan menyusun anggaran yang semua berujung pada kepentingan rakyat dan mengabaikan kepentingan pribadi atau golongan.

Legislator Sumbar ini mengajak kepada semua rekannya di parlemen baik tingkat pusat, propinsi maupun daerah, untuk menjadikan hari parlemen tahun ini, menjadi tonggak sejarah baru perbaikan lembaga legislatif di semua level yang selama ini banyak di hiasi oleh beberapa suara sumbang akibat kasus-kasus moral. Pelantikan anggota MPR/ DPR periode 2019- 2024 yang telah dilaksanakan pada 1 Oktober 2019 lalu, memiliki Harapan besar, bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat terpilih benar- benar melaksanakan kewajibannya sebagai wakil rakyat.

“Saya secara pribadi, sangat sadar akan tanggung jawab besar terhadap konstituen atau pemilih yang mempercayakan aspirasinya, yaitu untuk memperjuangkan masa depan daerah berupa perbaikan ekonomi, pendidikan, kesehatan yang berujung pada kesejahteraan yang lebih baik”, ucap Nevi.

Hari Parlemen Indonesia, lanjut politisi PKS ini, merupakan hari yang menandai pentingnya sebuah lembaga perwakilan untuk menampung sebagian besar aspirasi masyarakatnya, di Indonesia. Parlemen kita yang dikenal dengan sebutan Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR, harus memiliki langkah nyata dan bukti bahwa anggota DPR menjalankan fungsinya sebagai legislator, pengawas pemerintah dan menyusun anggaran negara.

“Semoga Kami amanah dan kepercayaan ini senantiasa dapat bermanfaat dalam berjuang mewujudkan aspirasi masyarakat di parlemen nantinya. Kita berharap para anggota legislatif mengetahui, memahami dan senantiasa mengingat sejarah parlemen agar bisa menjaga demokrasi, pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat Indonesia, bukan kepentingan pribadi atau golongan, tutup Nevi Zuairina