Hari Anti Korupsi, PKS Kawal KPK Jadi Lembaga Kuat, Independen dan Bermartabat
Jakarta (09/12) -- Setiap tanggal 9 Desember diperingati sebagai Hari Anti Korupsi se-Dunia. Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Netty Prasetyani mengatakan momentum ini perlu dimaknai sebagai upaya terus menerus dan tidak boleh berhenti melawan kejahatan korupsi. Sebab korupsi adalah musuh bersama, bahaya laten yang dampaknya menyengsarakan rakyat.
Netty mengapresiasi rangkaian kegiatan yang dilakukan KPK dalam membangun kesadaran dan semangat perlawanan terhadap korupsi dengan pendekatan humanis kepada masyarakat seperti melalui musik, dongeng, jalan santai, penghargaan utk Jurnalis Anti Korupsi, festival media digital, dan lain-lain.
Menurut Netty, upaya yang dilakukan KPK sedikit banyak berpengaruh terhadap pencapaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia yang tahun ini naik 1 poin menjadi 38. Sebagaimana data yang dilansir TII, Indonesia menduduki peringkat ke 89 (sebelumnya 96) dari 180 negara di dunia dan peringkat 4 di ASEAN, Masih di bawah Singapura, Brunei dan Malaysia.
"Indonesia jangan berpuas diri dulu atas capaian tersebut. Kita masih jauh tertinggal dari Singapura yang IPK-nya 85. Oleh sebab itu, saya berharap KPK tidak berhenti pada sebatas selebrasi dan seremonial Hakordia. Maknai momentum ini sebagai bentuk keseriusan dan kesungguhan memberantas korupsi", ungkap Netty.
Menurut Netty, KPK perlu terus melakukan pembenahan internal agar kemelut yang terjadi di tubuh KPK, yang sempat mencuat ke publik, tidak terjadi lagi.
"KPK harus memastikan berdiri di atas semua kepentingan politik dan golongan dalam pemberantasan korupsi," pungkasnya.
Netty mengingatkan bahwa nama KPK pernah harum hingga mendapat pembelaan rakyat. Namun, kata Netty, janganlah hal tersebut membuat KPK seolah tak bisa dan tak mau diatur.
"Demokrasi yang sehat dan bermartabat tidak mengijinkan satu pun orang atau satu pun lembaga menjadi kekuatan super body yang tidak terkontrol. Apalagi sampai jadi 'momok' buat yang lain," tegas Netty.
Netty berharap tugas pemberantasan korupsi sebagai bahaya laten bangsa, musuh rakyat, harus mampu diemban KPK dengan penuh integritas, independensi, transparansi, dan tidak tebang pilih. Selain itu, KPK juga harus membangun sinergi dengan banyak pemangku kepentingan agar korupsi yang seolah sudah mengurat mengakar di negeri ini dapat diberantas dengan upaya kolektif.
"KPK tidak dapat berjuang sendirian. Partisipasi dan pelibatan segenap elemen masyarakat adalah hal mutlak," tuturnya.
Terlebih, kata Netty, dalam era informasi ini, dimana segala informasi sangat mudah di dapat, hak masyarakat untuk mengetahui progress dan capaian upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan KPK perlu dipenuhi secara jujur dan transparan.
Sebagai Wakil Ketua FPKS, Netty mengatakan, FPKS berkomitmen mengawal KPK menjadi lembaga pemberantasan korupsi yang kuat, independen dan bermartabat sejalan dengan konstitusi.
Selamat Hari Anti Korupsi se-Dunia!