Fraksi PKS Gelar Seminar Internasional: Asia Pasifik Dalam Dinamika Politik Regional

Jakarta (10/10) -- Fraksi PKS DPR RI menggelar Seminar Internasional dengan tema "Asia Pasifik Dalam Dinamika Politik Regional" di Kantor Fraksi PKS Gedung Nusantara I Lantai 3, pada Selasa (10/10). 

Seminar ini menghadirkan sederet pembicara baik dari dalam maupun luar negeri, yaitu Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Dr. Desra Percaya, Pakar Politik Regional dari Malaysia Prof. Ahmad Tarmizi Ramli, Guru Besar Ilmu Hukum dan Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof. Syaiful Bakhri, dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq (2011-2016).

Menurut Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini, dalam sambutannya, Fraksi PKS sengaja mengangkat tema strategis ini untuk mengetahui dinamika politik global khususnya di Kawasan Asia Pasifik dan pengaruhnya bagi regional khususnya bagi Indonesia. Hal ini mengingat strategisnya Asia Pasifik sebagai jantung kekuatan dunia.

"Sebagai negara besar di kawasan, Indonesia punya peran dan posisi penting untuk ambil bagian dalam upaya menjaga stabilitas kawasan dan mengambil peluang ( _benefit_ ) untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia," terang Jazuli. 

Fraksi PKS, lanjut Anggota Komisi I, menghadirkan sejumlah narasumber yang kompeten untuk berbagi pandangan dan perspektif bagaimana melihat dinamika politik di Asia Pasifik dan Regional ASEAN, serta posisi atau peran strategis yang bisa dimainkan Indonesia. 

"Positioning ini penting karena kita telah memasuki era globalisasi yang semakin dalam. Apapun perkembangan di kawasan bisa berdampak pada kondisi dalam negeri Indonesia. Apalagi negara-negara besar seperti AS dan China sedang bermain pengaruh di kawasan ini," katanya. 

Indonesia yang sedang giat membangun membutuhkan kerjasama dan kemiteraan strategis dengan negara-negara di kawasan. Untuk itu, kita harus benar-benar menghitung posisi dan peran di kawasan ini. Jangan sampai sekadar menjadi penonton tapi harus menjadi aktor penting/dominan. 

Dalam pandangan Fraksi PKS, pergeseran kekuatan dunia dari Eropa/Eropa Timur ke Asia Pasifik harus bisa dioptimalkan oleh Indonesia untuk menegaskan posisinya sebagai aktor utama dalam kontestasi geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi. Di samping potensi kekuatan/pertumbuhan tersebut, yang perlu diwaspadai dari dinamika kawasan adalah eskalasi konflik di dalamnya mulai dari konflik perbatasan, kepemilikan pulau, laut cina selatan, kelompok sparatis, termasuk _entic cleansing_ di Rohingya. 

"Kondisi tersebut memerlukan kajian mendalam untuk menelaahnya baik untuk kepentingan stabilitas kawasan maupun untuk kepentingan analisis geopolitik dan geostrategi negara-negara besar di kawasan Asia-Pasifik sehingga Indonesia bisa mengambil posisi dan peran yang tepat," pungkas Jazuli.