Ei Nurul Khotimah, Srikandi Baru PKS di Senayan

Ei Nurul Khotimah dan Ledia Hanifa
Ei Nurul Khotimah dan Ledia Hanifa

Jakarta -- Pada 20 Maret 2018, Hj. Ei Nurul Khotimah dilantik menjadi Anggota DPR-RI periode 2014-2019 sebagai Pergantian Antar Waktu (PAW) menggantikan Zulkieflimansyah.

Politisi asal dari Dapil Banten 2 ini menggantikan Zulkieflimansyah yang maju sebagai calon gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) 2018-2023.

Hadirnya Ei memperkuat srikandi PKS yang berjuang di DPR RI. Sebelumnya hanya ada Ledia Hanifa yang menjadi anggota DPR RI F-PKS perempuan satu-satunya.

Ei Nurul adalah politisi senior di Banten. Ei Nurul sempat menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Banten. Pada masa kerja 2014-2019, Ei Nurul bertugas di Komisi VII yang membidangi energi sumber daya mineral dan lingkungan hidup.

Ei Nurul Khotimah lahir pada tanggal 15 April 1966 di Desa Ciputih Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten Lebak. Lahir dari rahim seorang ibu bernama Siti Yohaeni yang sering dipanggil Emak Enok dan ayahanda bernama Ahmad Sanusi yang lebih dikenal sebagai Ama Uci. Selain berkebun Ama Uci juga dipercaya sebagai Naib di desanya. Masa kecil Ei dilalui dalam kesederhanaan suasana pedesaan.

Ei adalah anak ke 10 dari 11 orang bersaudara, yang tertua Siti Kania pensiunan Pengawas SD, kedua Hasan Alaydrus mantan Ketua ICMI Propinsi Banten periode 2007-2012 dan sekarang menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah Propinsi Banten, Hasan Alaydrus juga adalah salah seorang Penggagas Propinsi Banten, yang memperjuangkan Propinsi Banten mandiri keluar dari Propinsi Jawa Barat.

Yang ketiga Siti Nafisah merupakan pensiunan Pengawas SD, keempat Embar pensiunan Pemda Lebak, kemudian Ao pegawai Pertanian, Eman wiraswasta, Siti Kuraisin kepala sekolah SD, Oi ibu rumah tangga, Eka guru SD, Ei dan bungsu David guru SD.

Ei berpisah dengan orang tua begitu memasuki pendidikan SD dan tinggal dengan kakak ke 3 yaitu Siti Nafisah yang bersuamikan Ending Affandi pegawai TU SMEA Muhammadiyah ketika itu, sampai dengan selanjutnya memasuki pendidikan SMP dan SMA.

Segudang prestasi yang dicapai Ei pada masa sekolahnya, selain beasiswa pendidikan yang diperoleh karena kecemerlangan hasil belajarnya. Ei adalah pramuka yang mewakili Kabupaten Lebak dalam ajang prestisius Jambore Nasional pada tahun 1980. Ei juga menjadi Mayoret dalam Marching Band sekolah.

Pendidikan religi yang dibina oleh keluarga dan kaderisasi Leadership Basic Training Pelajar Islam Indonesia (PII) mendorong Ei membuat keputusan revolusioner, yaitu mengenakan Jilbab, yang mana pada awal tahun 80 an masih dilarang dikenakan kesekolah. Akibatnya Ei pun dikeluarkan oleh sekolah, SMA Negeri I Rangkasbitung. Ei adalah salah seorang saksi sejarah korban pemecatan sekolah akibat mengenakan jilbab pada masa itu.