Dewan Pertanyakan Rendahnya IPM Jateng dari Nasional

Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso
Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso

Semarang (22/3) – Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Jawa Tengah Hadi Santoso mempertanyakan terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jateng yang masih lebih rendah dari IPM nasional.

Menurut Hadi, dalam laporan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Tengah akhir tahun anggaran 2016 yang disampaikan pada Senin (20/3/2017) lalu, disebutkan bahwa angka 2015 sebesar 69,49 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yakni 68,78 tetapi sedikit di bawah IPM nasional sebesar 69,55. Bila dilihat dari sisi pertumbuhahan memang masih lebih tinggi dibanding nasional.

Namun, kata Hadi meski di angka progresif terjadi kenaikan tapi masih lebih rendah dari angka nasional. ”Soal pendapatan yang turun kalau alasannya kondisi global, provinsi lain tidak ada problem. Lalu tentang IPM, Jateng yang dekat dengan akses dan kekuasaan tapi masih lebih rendah dari nasional ini sesuatu yang aneh. Kalau Papua okelah mungkin masih bisa,” ujar Hadi, Rabu (22/3/2017) saat menanggapi LKPJ Gubernur.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng menyebutkan bahwa jika pada tahun 2014 IPM Jateng mencapai 68,78, untuk tahun 2015 meningkat menjadi 69,49. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan IPM nasional 2015 yang mencapai 69,55 persen.”Saat ini Provinsi Jawa Tengah menempati peringkat ke-12 dari 34 provinsi di Indonesia, yaitu sebesar 69,49,” ungkap pria yang juga Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng ini.

IPM sendiri merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya."Buat apa pertumbuhan ekonomi tinggi kalau masyarakat tidak dapat merasakan pembangunan, ini termasuk yang diukur dalam IPM," ujarnya.

Memang, kata Hadi, secara umum pembangunan manusia Jateng terus mengalami kemajuan selama periode 2010 hingga 2015. BPS mencatat, IPM Jawa Tengah meningkat dari 66,08 pada tahun 2010 menjadi 69,49 di tahun 2015. Namun demikian, meski menunjukkan kemajuan yang cukup besar dari tahun 2010 ke tahun 2015, dia mengatakan pembangunan manusia Jateng masih berstatus sedang. “IPM akan naik menjadi tahap tinggi bila mencapai level 70-80 dan di atas 80 adalah sangat tinggi,” tandasnya lagi.

Secara umum, meski masih masuk kategori sedang, Hadi mengapresiasi setidaknya IPM Jawa Tengah menunjukkan tren positif dalam enam tahun terakhir ini. Data menunjukkan dari 2010 hingga 2015, IPM Provinsi Jawa Tengah berturut-turut sebesar 66,08; 66,64; 67,21; 68,02; 68,78 dan 69,49.

“IPM Jawa Tengah berada di bawah IPM nasional dan secara peringkat cenderung stagnan, kami berharap kedepan bisa lebih optimal, dan karena dekat dengan kekuasaan, maka kami berharap IPM bisa lebih tinggi, jika perlu melampaui IPM nasional,” pungkasnya.