Catatan I Relawan PKS, Sang Habib Menginap di Tenda

Foto: Hamid M./PKSFoto
Foto: Hamid M./PKSFoto
Aus Hidayat Nur
Ketua Wilda Sulawesi
 
Tiba malam hari jam 19.30 WITA, kondisi Palu gelap gulita. Dahulu saya pernah mendarat di Palu malam hari. Seperti Hongkong. Kota yang cantik, terang-benderang. Sekarang ketika mau mendarat, yang tampak lampu landasan saja. Kiri-kanannya gelap gulita. Menara pengawas bandara ini juga sudah rubuh.
 
Alhamdulillah pilot cukup berani, karena pesawat kecil sehingga tidak memerlukan landasan pacu yang panjang. Rombongan Ketua Majelis Syuro langsung disambut Kepanduan PKS, karena khawatir pengamanan yang tidak maksimal. Mengingat beberapa jam sebelumnya bandara diduduki 3 ribuan massa yang rela tidur di runaway, bahkan sampai membuat tenda di parkiran bandara. Tenda-tenda tersebut masih banyak, tetapi pesawat hercules sudah berani mendarat bersama dua pesawat menengah komersial yaitu Wings Air dan Garuda.
 
Malam itu, kami langsung diantar menuju posko PKS di jalan Sisingamangaraja. Sepanjang jalan kondisi gelap, dengan sedikit sekali penerangan dari jenset milik penduduk. Ada banyak orang berkumpul di pom bensin. Meskipun pom bensin tersebut sebenarnya sudah tutup, tapi mereka tetap antri menjejerkan jerigen untuk mengangkut BBM bila berhasil mereka dapatkan. BBM menjadi kebutuhan vital yang sangat mahal, di luar pom bensin harganya bisa mencapai 100 ribu per-botol.
 
Kami tiba di Markaz Dakwah PKS yang menjadi kantor sekaligus Pusat Tenda Relawan PKS. Kantor ini berlokasi di seberang hotel The Sya, yang biasanya saya gunakan untuk menginap jika ada acara di DPW Sulteng. Kini hotel tersebut sudah kehilangan bentuknya yang asli dan sebagiannya amblas, namun belum ada evakuasi mayat sehingga ketika kami melintas di hotel tersebut tercium bau tak sedap.
 
Malam hari saya melakukan briefing terhadap para relawan yang datang dari berbagai DPD di Sulteng dan Staf BKO (Bidang Kepanduan dan Olahraga) dari DPP PKS. Suasana akrab penuh ukhuwah kami rasakan, karena para relawan seolah reunian. Sebagian mereka pernah bekerja sama di NTB. Sementara itu, Ketua Majelis Syuro Habib Dr. Salim Segaf al Jufri mengunjungi Al Khairat dan langsung menemui kakak sepupu beliau yang dikenal sebagai pengusaha besar di Kota Palu.
 
Tengah malamnya, Ketua Majelis Syuro (KMS) Habib Salim Segaf Al Jufri kembali ke Posko dan bermalam di tenda bersama para relawan PKS. Hal ini mengingatkan kebiasaan beliau sewaktu menjadi Menteri Sosial RI (2009 - 2014), di mana beliau selalu tidur bersama warga. Kedatangan KMS tentu menambah semangat para Relawan PKS yang datang dari berbagai daerah itu. InsyaAllah esok kita mulai bersiap dengan kerja-kerja evakuasi dan pelayanan. Bismillah.