Capaian Aleg PKS Provinsi Bengkulu Sepanjang 2016

Sujono Saat Menyerahkan Sapi Kurban (ilustrasi)
Sujono Saat Menyerahkan Sapi Kurban (ilustrasi)

Bengkulu (4/1) - Setahun kiprah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Provinsi Bengkulu telah dirasakan berbagai kalangan. Baik dari aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh kader-kadernya maupun program-program yang dilakukan oleh struktur dari tingkat DPW, DPD, maupun DPC dan DPRa.

Apa saja target yang telah dicapai oleh Anggota Dewan PKS selama tahun 2016 kemarin? 

Berbagai peran telah dilakukan oleh DPW PKS Provinsi Bengkulu dan salah satu peran yang cukup signifikan namun tidak begitu diketahui publik adalah peran anggota dewan PKS di tingkat Provinsi. Seperti diketahui, ada 3 Aleg PKS di DPRD Provinsi Bengkulu, yakni Sujono, Sefty Yuslinah dan Herizal Apriasyah. Masing-masing ketiga aleg tersebut menduduki posisi strategis di DPRD Provinsi.

Sujono yang juga ketua DPW PKS Provinsi Bengkulu diamanahi sebagai wakil ketua Komisi II yang membawahi Bidang Pertanian, Perikanan dan Kelautan, Sefy Yuslinah diamanahi sebagai sekertaris komisi III, sedangkan Herizal diamanahi sebagai wakil ketua Komisi III.

Dalam kiprahnya di DPRD, ketiga aleh PKS tersebut telah memberikan banyak pelayanan dan advokasi terhadap masyarakat. Sujono menyebutkan upaya PKS pada tahun 2016 kemarin sudah sangat maksimal memperjuangkan aspirarasi masyarakat, khususnya yang berupakan basis daerah pemilihanya masing-masing.

Sujono menyebutkan bantuan seperti bibit sapi telah disalurkan di beberapa tempat, seperti di Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan. Ada kurang lebih 30 kelompok tani yang telah menerima bantuan sapi dari pemerintah daerah melalui Aleg PKS.

"Peternakan sapi yang sangat cocok dikembangkan di Bengkulu memang sudah lama menjadi usulan masyarakat yang diperjuangkan oleh Aleg PKS, dan alhamdulillah kita sudah mengusahakannya dan telah ada sekitar 30-an kelompok tani yang mendapatkan bantuan sapi," terang Sujono.

Ia pun menjelaskan bantuan untuk nelayan juga pada tahun 2016 yang lalu sudah teralisasikan dan dimanfaatkan oleh nelayan. Beberapa kali pihaknya bekerjasama dengan pihak kementrian dan kelautan telah menyepakati beberapa persolan menyangkut kesejahteraan nelayan di Bengkulu.

Selain itu, advokasi di bidang kesehatan juga dilakukan oleh aleg PKS, Sefty Yuslinah yang merupakan sekertaris komisi III yang salah satunya membidangi masalah kesehatan menyebutkan berbagai upaya membantu warga yang tidak mampu berobat di rumah sakit daerah dan membantu pihak rumah sakit dalam rangka mengoptimalkan pelayanan rumah sakit.

Tak hanya itu, Sefty Yuslinah yang juga ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga (BPKK) DPW PKS Bengkulu inipun telah melaksanakan beberapakali pendidikan politik bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan peran politik kaum perempuan di Bengkulu.

Selain program yang menyentuh langsung kepada masyarakat, Sujono menyebutkan peran Aleg PKS dalam upaya memperjuangkan pembangunan infrastruktur jalan di Bengkulu juga telah terealisasi. Disebutkan usulan pembangunan jalan yang sudah teralisasi diantaranya pembangunan jalan menuju sentra perkebunan, jalan di Kabupaten Bengkulu Utara, jalan di Kabupaten Rejang Lebong, dan beberapa bantuan untuk sekolah.

Saat ditanya mengenai Undang Undang atau Peraturan Daearah yang menjadi usulan Aleg PKS di DPRD Provinsi Bengkulu, Sujono menjawab bahwa ada Rencana Peraturan Daerah (Raperda) yang saat ini sudah masuk dalam prioritas pembahasan pada tahun 2017 yang menjadi Raperda inisiatif PKS, yakni Raperda tentang Zakat.

Ketua Pansus Raperda Zakat ini pun dari kader PKS, yakni Sefi Yuslinah yang memang sedari awal memperjuangkan Raperda ini di komisinya. Pada tahun 2017 ini Raperda ditergetkan selesai dibahas.

Selain Raperda mengenai Zakat, Aleg PKS lain juga terlibat dalam pembentukan Raperda Daerah Aliran Sungai (DAS) di Bengkulu. Herizal Apriansyah tercatat terlibat dalam Pansus Raperda DAS ini.

Saat ditanyakan apa saja usulan dan program yang belum terealisasi pada tahun 2016 kemarin, Sujono menjelaskan ada beberapa program yang belum bisa direalisasikan di tahun 2016 lalu diantaranya mengenai bantuan bibit karet dan bibit sawit kepada warga.

Menurutnya, bantuan bibit sawit dan karet ini rencananya baru akan direalisasikan dalam masa tahun 2017 ini dan hal itu telah disepakati di DPRD saat rapat pembahasan APDB tahun 2017 lalu.

Selain itu iapun menyebutkan ada usulan masyarakat yang saat ini sudah tidak bisa direaliasikan, yakni usulan tentang pembangunan masjid atau mushola. Hal ini disebabkan oleh anggaran pembangunan masjid atau mushola pada awalnya bersumber dari anggaran bantuan sosial (bansos) namun kebijakan yang baru dari pemerintah pusat melarang alokasi bansos untuk pembangunan masjid dan semisalnya, sehingga program ini tidak lagi bisa direalisasikan.

Ia berharap masyarakat bisa memaklumi kebijakan ini. "Anggota dewan telah berusaha namun ada kebijakan dari pusat menyebabkan program ini tidak berjalan," ujarnya. Meskipun demikian pihaknya menyatakan masih tetap akan mengupayakan usulan ini agar bisa dianggarkan dari pos yang lain ditahun-tahun yang akan datang.